Malang, SERU.co.id – Hendro Siswanto, salah satu mantan pemain sepak bola yang pernah membela Arema FC, sangat terpukul dengan kejadian mengerikan pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu. Dirinya mengaku masih merasa sangat bersedih dan trauma mengajak keluarganya untuk nribun (nonton bola di tribun) mengingat tragedi Kanjuruhan ini.
Hendro mengatakan, Stadion Kanjuruhan merupakan saksi bisu sejarah dirinya meniti karir dari awal di dunia persepakbolaan. Dirinya mengaku, tempat yang menewaskan ratusan nyawa tersebut merupakan tempat yang sangat bersejarah baginya.
“Stadion sejarah buat saya, dari awal karir saya, awal saya seleksi Timnas, awal kali karir saya ya di stadion ini masuk seleksi dahulu,” seru Hendro kepada wartawan SERU.co id.
Pemain sepak bola yang musim ini masih membela tim Borneo FC itu mengaku, sebelum dirinya mempunyai anak, dia pernah bercita-cita ingin nribun bareng keluarga. Namun melihat kejadian ini, apalagi banyak anak yang menjadi korban, dirinya mengurungkan niat tersebut.
“Soalnya memang sebelum punya anak, nanti kalau sudah punya anak cita-citanya nanti pengen anaknya nonton disini. Terus kemarin pas punya anak, udah tidak main disini. Suatu saat lah kalau sudah pensiun, kalau nanti meskipun tidak main di Arema, mau tak ajak nonton,” ucapnya.
Mantan gelandang Arema FC merasa sangat sedih, dirinya masih takut mengajak anak-anaknya yang masih kecil-kecil untuk melihat pertandingan secara langsung di tribun.
“Banyak anak kecil ya, nelongso sebenarnya. Jadi ya mau gak mau takut sih mau ngajak anak ke stadion lagi. Takut sekali apalagi saya pelaku pesepak-bola sendiri, saya yang pemain sepak bola aja takut apa lagi orang tua di luar sepak bola,” jelasnya.
Untuk saat ini, Hendro masih belum menghubungi rekan-rekanya yang masih bermain di club Arema FC. Karena dirinya menduga rekan-rekanya juga masih berat, traumo mengingat kejadian itu.
“Kalau sampai sekarang belum menghubungi, jujur saya takut salah ngomong. Saya lihat berita di twitter, live streaming, lihat video itu sebenarnya jengkel, jengkel sendiri cuma brebes mili ya gak bisa ngomong. Apalagi yang kaya pemain melihat langsung kejadian, terus membantu sampai evakuasi yang meninggal, saya sendiri takut sih mau membahas gak enak takut sekali,” ucapnya.
Tak lupa, lelaki berusia 32 tahun tersebut memberikan semangat kepada seluruh pemain Arema FC dan tak lupa seluruh Aremania dan pencinta sepak bola.
“Buat teman-teman di Arema, semoga bisa kuat lah, yang di luar Arema aja perasaannya gak karu-karuan. Pasti ada trauma sendiri, apa lagi sebagian keluarganya ada yang menonton. Ini kan kejadian yang tidak dibayangkan,” jelasnya. (ws6/ono)