Ia mengatakan, setidaknya ada empat inovasi manajemen kreatif di perguruan tinggi. Inovasi tersebut adalah 4T, yaitu Trust (kepecayaan), Talenta, Toleransi dan Teknologi.
“Di kampus, digitalisasi itu secara masif digunakan, apalagi saat pandemi kemarin ketika kita dipaksa untuk pembelajaran daring. Maka semua sistemnya mulai dari pembayaran, pembelajarannya sampai dengan evaluasi, tidak lepas dari digitalisasi,” tandasnya.
Kedua, guru besar di bidang Ilmu Fisika Material FMIPA UM, Prof Dr Nandang Mufti SSi MT. Adapun orasi ilmiah yang disampaikan, yaitu tentang Pengembangan Material Fotokatalis untuk Aplikasi Energi Baru Terbarukan dan Agen Pengolah Limbah Organik.
“Kebutuhan untuk penggunaan energi baru dan terbarukan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan terbatasnya ketersediaan sumber energi fosil dan harganya yang semakin mahal,” kata Prof Nandang.

Terlebih saat ini, Pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi tersebut minimal sebesar 23 persen pada tahun 2025. Hal tersebut tentunya akan menjadi tantangan tersendiri, sekaligus peluang dalam penggunaan energi ini. Seperti diketahui, saat ini Indonesia hanya mampu mengembangkan bauran energi sebesar 13 persen.
“Saya berharap penelitian yang dilakukan akan terus berkembang, bukan hanya sebatas pada publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi saja. Tetapi juga bisa diproduksi dan dikomersialisasikan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” katanya lebih lanjut.
Guru besar ketiga, di bidang Geografi Sosial FIS UM, Prof Dr Singgih Susilo, MS MSi. Dengan pidato bertemakan Dialektika Pernikahan Usia Dini dalam Perspektif Geografi Sosial.