Wabup Malang Buka Sarasehan Penguatan Moderasi Beragama

wakil bupati malang didik gatot subroto menyampaikan sambutan. ist
wakil bupati malang didik gatot subroto menyampaikan sambutan. ist

Malang, SERU.co.idWakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto membuka sarasehan penguatan moderasi beragama dan toleransi dalam keberagamaan di Aula Yaqowie Komplek Pondok Pesantren Wisata An-Nur 2, Kecamatan Bululawang, Kabupate Malang, Rabu (31/8/2022). Kegiatan tersebut melibatkan guru agama MTs/SMP, MA/SMA/SMK di Kabupaten Malang.

Wabup menuturkan, moderasi beragama sendiri merupakan program yang cikal bakalnya sudah mulai digaungkan sejak tahun 2016 oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin (2014-2019).

Bacaan Lainnya

“Program tersebut diyakini sebagai solusi, untuk menata kehidupan beragama masyarakat Indonesia, yang sangat majemuk. Dalam rangka menciptakan kehidupan bermasyarakat, beragama dan berbangsa yang rukun, damai dan toleran,” seru Didik.

Selain itu, lanjut Didik, dengan program tersebut juga untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang harmonis, rukun dan damai. Penguatan moderasi beragama kemudian disepakati sebagai bagian penting dari arah kebijakan pembangunan nasional. Secara spesifik berada pada bidang pembangunan sumber daya manusia, sehingga kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.

“Gagasan moderasi beragama ini telah diterima dan dijadikan sebagai konsep, arah dan strategi untuk mewujudkan kerukunan umat beragama di Indonesia. Namun, tantangan yang harus kita hadapi selanjutnya adalah bagaimana strategi penguatan moderasi beragama itu akan dilakukan. kita tentunya harus memahami terlebih dahulu beberapa muatan pesan yang sangat penting dalam konsep moderasi beragama,” tambahnya.

Wakil Bupati Malang juga menjelaskan, setelah mengetahui muatan pesan penting dalam konsep moderasi beragama, selanjutnya juga harus dicermati dan melakukan analisis terhadap situasi serta kondisi, khususnya dari perspektif sosiologis kemasyarakatan.

“Penguatan moderasi beragama sendiri adalah sebuah rangkaian proses dan merupakan tanggung jawab kita bersama. Dimana hasil yang diharapkan yakni tercapainya suasana rukun, damai dan harmonis di kalangan umat beragama di seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilannya tentu tidaklah berdiri sendiri, melainkan sangat bergantung pada hubungan timbal balik yang utuh dan menyeluruh dari seluruh komponen,” ucapnya.

Inilah alasan kenapa perlunya penguatan moderasi beragama. Sinergitas tersebut difokuskan pada salah satu sektor penting yakni di bidang pendidikan. Mengingat penguatan moderasi beragama sekaligus toleransi keberagamaan, akan ditentukan oleh bagaimana penanaman nilai-nilai agama dilakukan. Juga bagaimana bahan ajar disampaikan oleh pendidik, tenaga kependidikan dan pengelola pendidikan. Baik yang diberikan melalui pendidikan formal, dan non-formal, maupun pendidikan masyarakat atau informal.

Didik berharap, pada kesempatan tersebut, semua pihak semua akan mampu melahirkan pemikiran-pemikiran visioner untuk meneguhkan nilai-nilai moderasi dan toleransi beragama.

“Semoga pertemuan ini juga dapat menjadi ajang dialog yang positif dan mampu menjadi forum strategis untuk menemukan jalan keluar yang konstruktif agar terwujud kerukunan antar umat beragama di wilayah Kabupaten Malang,” tutupnya. (ws6/ono)

disclaimer

Pos terkait