Sedangkan kelompok komoditas yang menahan lonjakan inflasi (deflasi) di Kota Malang tersebut yaitu minyak goreng dengan andil -0,10 persen, bayam -0,03 persen, ikan mujair -0,02 persen, pisang -0,02 persen dan tongkol diawetkan -0,02 persen.
“Penurunan harga minyak goreng sejalan dengan kebijakan intervensi Pemerintah untuk menekan harga melalui Domestic Market Obligation,” terang Erny.
Terakhir dirinya mengungkapkan, faktor risiko pendorong inflasi seperti kenaikan harga berbagai komoditas impor di tengah kenaikan permintaan seiring meningkatnya mobilitas masih perlu diwaspadai.
“Kedepan, Bank Indonesia Malang tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2022,” pungkasnya. (bim/mzm)
Baca juga:
- Dinobatkan sebagai ‘Komunitas Terinspiratif’, Batu Total Indiependent (BTI) Siap Dorong Kota Batu Menjadi Destinasi Wisata Musik Global
- Gedung Parkir Kayutangan Belum Bisa Dipastikan Beroperasi Saat Nataru
- Kota Malang Alami Inflasi November 0,16 Persen, Inflasi Tahunan Masih Terkendali 2,71 Persen
- Nekat Curi Mobil, Pria Asal Tajinan Terancam Tujuh Tahun Penjara
- Keluarga Korban Datangi Polres Pamekasan, Desak Penuntasan DPO Kasus Pembunuhan dan Pembakaran








