Rencana Pembangunan Cable Car Tak Transparan

Gelar Gathering di Balai Among Tani Secara Tertutup

Batu, Memo X
Proyek strategis pembangunan cable car atau kereta gantung di Kota Batu bakal dilangsungkan tahun 2020 mendatang. Namun disayangkan saat Among Tani Foundation menggelar pertemuan di Balai Among Tani, Senin (9/9) melarang beberapa wartawan maupun masyarakat setempat hadir.


Kondisi itu dinilai tidak transparan, tertutup dan terkesan tebang pilih. Panitia langsung meminta wartawan atau masyarakat yang tidak membawa undangan untuk segera keluar ruangan Graha Pancasila BAT Kota Batu.


“Ya harus bawa undangan, tadi kami dilarang meliput acara. Padahal gathering ini membahas pembangunan kereta gantung yang pasti akan berimbas entah itu positif atau negatif. Seharusnya proyek besar itu harus bisa diketahui oleh beberapa pihak,” papar salah satu wartawan kepada Memo X.


Ia khawatir acara yang diinisiasi oleh Among Tani Foundation yang dipimpin oleh Ganis Pratiwi Rumpoko, putri Walikota Batu Dewanti Rumpoko dan mantan Walikota Batu dua periode Eddy Rumpoko ini dibiarkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara jelas gambaran untuk apa cable car. Mereka khawatir akan ada eksploitasi besar-besaran pada Kota Batu melalui wisata.


Sekedar diketahui, dalam gatering beberapa pembahasan kereta gantung yang diharapkan bisa menjawab tantangan kemacetan imbas dari tingginya jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang mencapai 6,7 juta wisatawan tahun 2018.
Walikota Batu Dewanti Rumpoko yang hadir pada acara itu mengatakan untuk pembangunan akan diserahkan pada Dopplemayr perusahan asal Australia. Nanti dari sana diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. Tapi diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi di Kota Batu. Selain itu, ia menekankan bahwa yang bisa ikut andil dalam memiliki saham adalah warga yang punyai KTP Kota Batu.


“Tak hanya warga Kota Batu, semua ASN hingga Kades harus memiliki saham. Kami tengah siapkan semua dasar dan regulasi tahun ini,” tandas Dewanti dalam sambutannya.


Sementara untuk pembangunannya, ditegaskan oleh Dewanti akan dimulai pada tahun 2019 dengan biaya lebih dari Rp 300 miliar. Untuk lama proyek, diperkirakan mencapai 1 tahun 5 bulan. Sehingga pada tahun 2021 kereta gantung bisa mulai dioperasionalkan.


“Dalam waktu dekat ini akan dibangun kereta gantung. Ini sudah dilakukan melalui survey yang dilakukan selama setahun belakangan dari perusahaan kereta gantung ternama dari Australia Dopplemayr,” papar dia.


Pembangunan alat transportasi ini yang diwacanakan mulai 2020 ini merupakan kolaborasi masyarakat, pemerintah Kota Batu, dan pihak swasta bersama Among Tani Foundation. “Untuk pembangunanan kereta gantung akan membutuhkan jarak sepanjang 14 Km. Dengan pembangunan tahap pertama sepanjang 5 Km.”


Rencananya, dari panjang 14 Km ini akan ada beberapa titik stasiun dan sub stasiun yang dimulai dari Desa Tlekung sebagai stasiun A, Kecamatan Junrejo – Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji – Desa Oro-Oro Ombo stasiun B penghubung, Kecamatan Batu – Kelurahan Ngaglik sebagai stasiun C atau Panderman, Kecamatan Batu – Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji. Sedangkan untuk kapasitas kereta gantung untuk 8-10 orang. Dengan ketinggian 855-110 Mdpl.


CEO Among Tani Foundation, Ganisa Pratiwi Rumpoko menambahkan bahwa gathering yang digelar merupakan sosialisasi tahap awal. Rencananya pembangunan tahap awal dilakukan sepanjang 5 Km dengan 3 stasiun dan 2 sub stasiun.


“Rutenya belum fix dan semua masih tahap kajian. Karena ada beberapa kendala dalam prosesnya. Mulai dari proses keselamatan hingga lingkungan,” papar Ganis.


Ia mencontohkan beberapa kendala seperti adanya tiang listrik atau sutet, penerbangan paralayang, hingga jalur penerbangan untuk evakuasi TNI. Sehingga akan dilakukan kajian lebih dalam lagi. Namun, lebih dari itu, ia berharap dengan adanya proyek kereta gantung ini akan memberikan nilai lebih kepada masyarakat.


“Selain itu kami juga berharap dengan adanya gathering ini ada support, partisipasi, dan pengawasan oleh masyarakat dalam pembangunan,” urainya.


Dalam gathering tersebut juga digelar diskusi dengan warga dan Himpunan Pengusaha Muda Kota Batu. Mereka berharap prosentase saham terbesar diatas 50 persen adalah warga Kota Batu. Sehingga diharapnya warga Kota Batu tak hanya menjadi tamu di rumahnya sendiri. (lih/jun)

disclaimer

Pos terkait