Malang, SERU.co.id – Aliansi Rakyat Tertindas menyuarakan luka demokrasi, terkait isu pelanggaran HAM dan keadilan sosial. Aksi damai tersebut dilakukan di depan Gedung DPRD dan Balai Kota Malang, Senin (1/9/2025).
Juru bicara aksi, John Ment mengungkapkan, massa menuntut pengusutan tuntas kasus pembunuhan dan penembakan aktivis. Beserta tragedi Kanjuruhan, serta penembakan terhadap pengemudi ojek online.
“Hari ini yang kami angkat bukan hanya luka fisik atau luka keadilan, tapi luka demokrasi. Itu yang kami bawa, karena aksi ini sebagai simbol perlawanan terhadap rusaknya demokrasi,” seru John Ment, Senin (1/9/2025).
Ia juga menegaskan, aksi ini dilakukan secara damai dan tertib. Ini aksi damai, aksi solidaritas dan aksi yang tentram.
“Kami ingin tunjukkan bahwa rakyat bisa menyampaikan aspirasi dengan aman, nyaman dan santun. Kami bukan anarkis, kami tidak menggunakan kekerasan,” ungkapnya.
Aksi tersebut diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa, buruh, pedagang pasar, hingga pengemudi ojek online. Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Bukan Hanya Luka Fisik, Bukan Luka Keadilan, Tapi Luka Demokrasi’.
Baca juga: Lintas Elemen Masyarakat Deklarasi Kota Malang Damai Tolak Anarkisme
Di atas spanduk tersebut, tampak jaket ojek online, kaos Arema dan jaket lain yang merepresentasikan tuntutan mereka. Massa aksi Aliansi Rakyat Tertindas berharap, aspirasinya didengar dan ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Spanduk itu juga ditaburi bunga, sementara masing-masing peserta membawa setangkai bunga mawar sebagai simbol duka dan perlawanan.
Berdasarkan pantauan SERU.co.id, suasana di sekitar lokasi hingga pukul 12.30 WIB masih relatif sepi. Namun aparat TNI dan petugas medis telah bersiaga di kawasan tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (bas/rhd)