Pedagang Kota Malang Mulai Terdampak Isu Peredaran Beras Oplosan

Pedagang Kota Malang Mulai Terdampak Isu Peredaran Beras Oplosan
Salah satu pedagang di Pasar Klojen mulai merasakan penurunan pembeli, dampak beredarnya isu beras oplosan. (bas)

Malang, SERU.co.id – Kabar beredarnya beras oplosan di berbagai daerah mulai dirasakan para pedagang, tak terkecuali pedagag di Kota Malang. Hal itu dialami pedagang sembako di sejumlah pasar tradisional.

Pedagang sembako di Pasar Klojen, Sumarno mengungkapkan, dirinya tidak terlalu mengikuti berita mengenai beras oplosan. Sehingga ia tidak memahami betul, merek beras apa saja yang diduga oplosan.

Bacaan Lainnya

“Saya tidak terlalu mengikuti pemberitaan yang beredar. Kalau soal beras merek Sania dan Fortune yang ramai diberitakan tidak ada di sini,” seru Sumarno, saat ditemui awak media di bedak miliknya, Sabtu (26/7/2025).

Pedagang Kota Malang Mulai Terdampak Isu Peredaran Beras Oplosan
Seorang pembeli beras di Pasar Oro-oro Dowo. (bas)

Sumarno mengatakan, ia memang tidak pernah menjual kedua mereka beras tersebut. Di tempat miliknya menjual beras premium merek Mentari, Bengawan Super, Rosita dan Lahap, karena banyak diburu pembeli.

“Selama ini tidak pernah ada keluhan dari pelanggan soal dugaan beras oplosan. Juga tidak ada kekhawatiran yang disampaikan pada saya,” ungkapnya.

Meski demikian, ia mengakui adanya penurunan penjualan selama beberapa waktu terakhir. Terkait harga beras, terdapat kenaikan sejak sebulan lalu.

“Penjualan saya agak menurun sejak tahun ajaran baru kemarin. Kalau harga memang ada kenaikan sebesar Rp2.000, harga sebelumnya Rp76.000 per lima kilogram dan sekarang jadi Rp78.000,” bebernya.

Terpisah, pedagang beras di Pasar Oro-oro Dowo, Yuli mengatakan, isu beras oplosan sangat berpengaruh. Diakuinya, beberapa merek beras sulit dicari barangnya.

“Merek beras lombok yang biasa saya jual, sekarang tidak ada dan tidak sulit dicari. Padahal distributornya langganan saya, biasanya saya minta dikirimi sampai 50 karung,” terangnya.

Terkait merek beras yang diduga oplosan, ia masih menjualnya, karena mendapatkan kiriman dari distributor. Merek tersebut antara lain, beras merek Sania dan Fortune.

“Dari salesnya menjamin kalau tidak ada oplosan. Tapi prosesnya bagaimana, saya tidak tahu, kan saya hanya menjual,” tuturnya.

Seorang pedagang yang enggan disebut namanya di Pasar Dinoyo membenarkan, merek beras yang diduga oplosan masih beredar. Di tempatnya masih menjual beras merek Fortune, karena masih ada yang beli.

“Saya menjual beras Fortune sudah lama, bahkan sebelum isu itu beredar. Kalau penjualan, sekarang sedikit dan sejak awal juga tidak sebanyak merek lain,” katanya.

Ia mengatakan, ia tetap menjual beras merek Fortune, karena sampai saat ini tidak ditarik dari pasaran. Beras tersebut juga dipasok dari sales penjual beras, tidak kulak sendiri.

“Kalau memang ada pasti ditarik sama salesnya. Tapi sampai saat ini tidak ditarik, mungkin mereka tahu kalau yang dijual bukan oplosan,” imbuhnya.

Sementara, seorang pembeli beras, Jumini mengatakan, dirinya memang berlangganan beras merek Sania. Ia sudah lama membeli merek tersebut, baik di pasar tradisional maupun di toko ritel modern.

“Di sini tidak ada beras oplosan. Dari dulu beli beras Sania tidak ada perbedaan rasa,” pungkasnya.(bas/rhd)

 

disclaimer

Pos terkait