Papua Barat, SERU.co.id – Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua bersama rombongan menjadi sasaran tembakan di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (27/4/2025). Insiden tersebut terjadi melakukan pencarian Kasat Reskrim Polres Bintuni. Namun, juru bicara TPNBP menyebut Komnas HAM seharusnya meminta izin terlebih dulu.
Frits bercerita, insiden terjadi saat mereka tengah melakukan pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Bintuni, Iptu Tomi Marbun, yang telah hilang berbulan-bulan. Sekitar pukul 07.10 WIT, ia bersama empat orang rekannya sedang menyusuri sungai ketika tiba-tiba dihujani tembakan dari seberang sungai.
“Tiba-tiba kami ditembaki dari arah seberang sungai oleh KKB. Kami ditembak sekitar 200 meter lebih dari kamp Kapolda Papua Barat. Ada empat kali tembakan yang diarahkan,” seru Frits.
Beruntung, Frits dan tim segera dievakuasi ke lokasi aman di Distrik Moskona. Aksi baku tembak sempat terjadi setelah pasukan Brimob yang berada tidak jauh dari lokasi memberikan tembakan balasan.
Namun, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, menyalahkan Komnas HAM. Dalam pernyataan audio yang diterima media, Sebby menegaskan, Komnas HAM harus meminta izin kepada pihak TPNPB sebelum memasuki wilayah yang diklaim sebagai zona perang.
“Kalau mau ikut pencarian, harus sampaikan pemberitahuan kepada kami. Ini bukan main-main,” tegas Sebby.
Sebby bahkan mengklaim, TPNPB memiliki lebih dari 30 komando militer dan jaringan diplomatis internasional. Ia menambahkan, jika ada pemberitahuan yang disampaikan dengan sopan, pihaknya bersedia memberikan perlindungan kepada tim Komnas HAM.
“Kalau tidak ada pemberitahuan, dan terjadi sesuatu, itu risiko kalian sendiri. Hampir saja Frits Ramandey meninggal,” tambahnya.
Sementara itu, Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 oleh Polda Papua Barat masih terus dilakukan demi menemukan keberadaan Iptu Tomi Samuel Marbun. Tim pencari melakukan penyisiran intensif menggunakan long boat di sepanjang Sungai Rawara, membagi zona pencarian menjadi zona merah, kuning dan hijau. (aan/mzm)