Prihatin Kasus Pelecehan Oknum Dokter, Ketua DPRD: Korban Harus Berani Bicara

Ketua DPRD Kota Malang mengaku, sedih dan prihatin atas terjadinya kasus pelecehan oleh oknum dokter. (rhd) - Prihatin Kasus Pelecehan Oknum Dokter, Ketua DPRD: Korban Harus Berani Bicara
Ketua DPRD Kota Malang mengaku, sedih dan prihatin atas terjadinya kasus pelecehan oleh oknum dokter. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Ketua DPRD Kota Malang mengaku prihatin atas terjadinya kasus pelecehan oleh oknum dokter yang kian marak. Menanggapi kasus yang menyeret oknum dokter Persada Hospital, Ketua Dewan berpesan, agar korban harus berani berbicara.

Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita mengungkapkan, perempuan harus berani berkomunikasi saat merasa tidak nyaman. Terlebih, jika mengalami peristiwa tidak menyenangkan seperti pelecehan seksual.

Bacaan Lainnya

“Sama seperti ketika anak-anak atau para laki-laki merasakan sakit, mereka akan berbicara. Perempuan harus bisa mengomunikasikan diri ketika merasa tidak nyaman,” seru Mia, sapaan akrabnya, Senin (21/4/2025).

Mia mengatakan, fenomena pelecehan seksual tersebut masih seperti gunung es yang terlihat permukaannya saja. Ia mendorong, agar pemerintah bisa mengatasi persoalan tersebut secara komprehensif.

“Jadi kami berharap, Pemerintah Kota Malang semakin komprehensif untuk memberikan kebijakan yang solutif. Pemerintah juga perlu memaksimalkan UPT Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak,” tegasnya.

Mia menerangkan, sebelumnya telah menangani 90 kasus terkait pelecehan seksual. Ia berharap, dengan memaksimalkan UPT Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak, serta kebijakan lainnya dapat menekan kasus pelecehan seksual.

“UPT ini harus kita genjot lagi. Kasus pada tahun 2025 ini jangan sampai bertambah banyak,” timpal mantan Ketua Komisi D DPRD Kota Malang periode sebelumnya ini.

Korban QAR telah mendapat pengakuan korban lain, usai dirinya terbuka dengan peristiwa yang dialaminya. (ws13) - Prihatin Kasus Pelecehan Oknum Dokter, Ketua DPRD: Korban Harus Berani Bicara
Korban QAR telah mendapat pengakuan korban lain, usai dirinya terbuka dengan peristiwa yang dialaminya. (ws13)

Sementara itu, kuasa hukum QAR korban oknum dokter Persada Hospital, Satria Marwan mengungkapkan, jumlah korban bertambah. Terdapat tambahan tiga korban yang akhirnya berani buka suara kepada korban QAR.

“Total ada empat korban, tapi saya tidak akan menyebut siapa saja. Dalam kasus ini, oknum dokter itu menggunakan modus yang sama,” bebernya.

Oknum dokter lulusan universitas swasta di Surabaya itu melakukan spam chat, ajakan pergi bersama hingga godaan-godaan lainnya. Satria mengatakan, pihaknya sudah melihat bukti chat dan lain-lain dari para korban.

“Harapannya tidak terjadi lagi di kemudian hari. Kalau ada yang merasa mengalami hal yang serupa, jangan takut melapor,” tegasnya. (ws13/rhd)

disclaimer

Pos terkait