Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, keberadaan Kota Malang tidak lepas dari leluhur. Oleh karena itu, penting bagi generasi penerus bangsa menghormati leluhurnya.
“Kami mengenang bahwa sejarah Kota Malang ada karena leluhur. Meski disini ada banyak tokoh seperti Bupati Malang, Bupati Situbondo, Bupati Banyuwangi dan lain-lain, tetapi keberadaan kota ini tidak lepas dari leluhur,” seru Wahyu, usai ziarah, Selasa (8/4/2025).
Dalam ziarah kali ini, Wahyu berkunjung bersama Wawali Ali Muthohirin dan jajaran OPD. Wahyu berharap, ziarah ini senantiasa mengingatkan jajarannya untuk berjuang memajukan Kota Malang.
“Saya dan Wawali, selama lima tahun ke depan akan memimpin Kota Malang. Saya mohon doa, agar dimudahkan dalam menjalankan amanah,” ungkapnya.
Terkait peran leluhur, politisi Gerindra itu memaparkan, leluhur telah menjalankan tugas kepemimpinan dan meletakkan fondasi pemerintahan. Sedangkan pemerintah saat ini tinggal meneruskan perjuangan dan upaya membangun Kota Malang.
“Kalau dari pembangunan, leluhur kita sudah menyiapkan segala sesuatunya. Selanjutnya tugas kita meneruskan fondasi yang sudah dibangun dalam pemerintahan,” ujarnya.

Wahyu juga menilai, Makam Ki Ageng Gribig penuh nilai historis dan patut dikunjungi. Selain keberadaan makam para pemimpin terdahulu, terutama terdapat makam Ki Ageng Gribig yang terkenal sebagai tokoh Islam di Kota Malang.
Dalam kesempatan ziarah, acara diawali dengan tabur bunga serta pembacaan Surat Yasin. Jajaran pemerintah turut dipandu oleh Ketua Pokdarwis Pesarean Makam Ki Ageng Gribig, Devi Nur Hadianto.
Devi menuturkan, makam ini merupakan kompleks makam bersejarah. Banyak tokoh leluhur dan sesepuh Kota Malang yang dimakamkan disini.
“Keunikannya, kompleks makam ini memiliki nilai historis tentang perjuangan agama dan perjuangan mengawali bangsa ini. Selain itu, setiap kompleks makam ditumbuhi berbagai jenis pohon berbeda-beda sebagai penanda makam siapa,” pungkasnya. (ws13/rhd)