Jember, SERU.co.id – Musibah banjir yang melanda tujuh desa di Kecamatan Tempurejo dan Wuluhan, pada Minggu (22/11/2024) lalu, menyisakan kisah haru. Di antara ribuan warga yang terdampak, terdapat seorang ibu hamil tua bernama Siti Novita Ningrum (33), warga Dusun Curahlele RT 7 RW 5, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember. Ia berhasil melahirkan setelah dievakuasi oleh relawan dari rumahnya yang terendam banjir.
Siti melahirkan secara normal di Puskesmas Curahnongko setelah petugas dan relawan melakukan evakuasi. Kepala BPBD Jember, Widodo Julianto menjelaskan, saat proses evakuasi, Siti awalnya menolak untuk meninggalkan rumahnya. Namun, setelah mendapatkan informasi dari bidan setempat bahwa Siti mengalami kram, tim relawan kembali ke lokasi untuk memaksa evakuasi.
“Setelah kami kembali ke Mako (Posko Banjir di Balai Desa Wonoasri), kami mendapat info dari Bu Bidan bahwa ibu tersebut mengalami kram. Kami pun kembali dan memaksa untuk evakuasi,” seru Widodo saat dikonfirmasi di lokasi banjir, Senin (23/12/2024).
Widodo menambahkan, kondisi kesehatan Siti saat dievakuasi dalam keadaan stabil.
“Tekanan darahnya normal, dan kami segera membawanya ke Puskesmas Curahnongko. Alhamdulillah, kondisinya stabil. Dari informasi petugas medis, bukaan saat itu sekitar 4-5 cm,” jelasnya.
Kepala TU Puskesmas Curahnongko, Ika Retna Wijayanti, melaporkan bahwa Siti melahirkan pada pukul 05.05 WIB.
“Alhamdulillah, pagi tadi ibu tersebut melahirkan dengan normal. Bayinya berjenis kelamin laki-laki, dengan bobot 2,68 kg dan panjang 48 cm. Bayi langsung menangis dan bergerak aktif,” kata Ika.
Ika juga menjelaskan, sempat ada rencana untuk merujuk Siti ke rumah sakit karena pembukaan awal tidak menunjukkan kemajuan.
“Namun, saat persiapan untuk rujuk, tiba-tiba pembukaan lengkap dan langsung lahir,” tambahnya.
Kejadian ini menjadi evaluasi bagi relawan dan tim medis Puskesmas Curahnongko.
“Kami sudah menghimbau untuk segera evakuasi sejak sore, bahkan sempat dipaksa, tetapi tetap tidak mau. Namun, alhamdulillah, ibu dan bayinya selamat,” ucap Ika.
Kepala BPBD Jember, Widodo Julianto juga memberikan informasi terkini mengenai situasi banjir di Kecamatan Tempurejo dan Wuluhan.
“Saat ini, air sudah mulai surut. Kami melakukan assessment dan menemukan bahwa semua desa, termasuk Wonoasri, mulai berkurang genangannya. Di Dusun Curahlele, tempat tinggal ibu hamil tersebut, air sempat cukup tinggi, tetapi kini masyarakat sudah mulai melakukan pembersihan,” jelasnya.
Ketinggian air yang melanda wilayah tersebut mencapai satu meter, dengan total warga terdampak mencapai 2.248 KK atau sekitar 7.331 jiwa. Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan bencana di sejumlah kecamatan di Jember, dengan 5.498 warga terdampak banjir.
Hingga Minggu malam, sebanyak 131 warga terpaksa mengungsi di Balai Desa Wonoasri.
“Hujan lebat dan angin kencang yang terjadi sejak pukul 09.30 WIB menyebabkan sejumlah wilayah desa terdampak banjir. Selain itu, di Kecamatan Ambulu, Kalisat, Sukowono, dan Sukorambi, terjadi musibah angin kencang yang mengakibatkan enam pohon tumbang dan satu dapur rumah rusak ringan,” ungkap Korlap TRC BPBD Jember, Firman Arifianto.
“Dengan adanya kejadian ini, diharapkan masyarakat lebih waspada dan siap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di masa mendatang,” pungkasnya. (amb/mzm)