Malang, SERU.co.id– Ratusan jamaah Masjid Nurul Yaqin Dusun Ketapang Desa Sukoraharjo Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang menggelar salat Iduladha, Rabu (28/6/2023). Meskipun mengaku bukan warga Muhammadiyah, salat tersebut sengaja digelar satu hari lebih maju dibandingkan perhitungan pemerintah yang jatuh pada, Kamis (29/6/2023).
Takmir Masjid Nurul Yaqin, Farid Agus Priyadi mengatakan, meskipun bukan jamaah Muhamadiyah mereka melaksanakan Salat Iduladha pada hari ini. Hal tersebut lantaran mengikuti ketentuan dari Pondok Pesantren Pendidikan dan Perguruan Agama Islam (PPAI) Ketapang, yakni menggunakan metode hisab.
“Untuk warga di Dusun Ketapang mengikuti ketentuan dari KH Mohammad Said sebagai pendirinya yang menggunakan metode hisab,” seru Farid, saat dikonfirmasi SERU.co.id.
Farid menerangkan, pelaksanaan salat dilaksanakan mulai pukul 06.15, berakhir hingga pukul 07.00. Dan meskipun cuaca sedang mendung dengan rintik hujan, namun tidak menyurutkan jamaah untuk melaksanakan salat Idul Adha. Salat diimami oleh Nur Zaman sekaligus sebagai pengkhutbah.
“Tadi mulai jam 06.15, dengan total kurang lebih 500 jamaah dari Dusun Ketapang,” terang Farid.
Farid menyebut, pelaksanaan salat kali ini jauh sudah berbeda dengan pandemi Covid-19 lalu. Sehingga jamaah tidak memerlukan mentaati protokol kesehatan.
“Saat ini sudah aman, sudah tidak prokes. Tahun lalu masih pakai masker dan harus cuci tangan,” paparnya.
Usai melaksanakan salat Iduladha, Masjid Nurul Yaqin selanjutnya melakukan kegiatan penyembelihan hewan kurban. Dimana mereka melakukan penyembelihan tiga ekor sapi, 13 ekor kambing.
Dirinya mengaku, dari tahun ketahun jumlah hewan kurban selalu mengalami peningkatan. Di tahun 2022 lalu masjid tersebut hanya menyembelih delapan ekor kambing dengan dua sapi.
Setelah usai melakukan penyembelihan, daging korban akan dibagikan kepada masyarakat yang ada di Desa Ketapang. Dan jika ada lebih akan didistribusikan ke penduduk desa sekitar. (wul/ono)