Batu, Seru.co.id – Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko merekomendasikan supaya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu segera mencari solusi dan membenahi penyempitan sungai sehingga tidak merugikan masyarakat karena banjir di Kelurahan Sisir.
Memang, banjir tiap hujan deras sangat menganggu warga setempat, terutama di sekitaran Sungai Sisir, depan Kantor Kelurahan Sisir atau Jalan Semeru.
Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat. Dia sudah menindaklanjuti rekomendasi dari wali kota. Mula dari normalisasi sungai dan pemasangan box culvert dengan total anggaran kurang lebih Rp 1 M dari anggaran penanganan bencana Pemkot Batu.
“Sekarang sudah kita bongkar jembatannya, total ada 4 jembatan sudah kami bongkar 1. Untuk rekomendasi Bu Wali sudah kita tidak lanjuti, kami ingin masyarakat tidak menjadi terdampak banjir. Karena Pemkot Batu akan melakukan semua rekomendasi dan sudah berjalan agar warga masyarakat dan wisatawan menjadi aman dan nyaman,” ungkap Alfi, Senin (10/2/2020).
Tapi Alfi juga berharap kedepan warga Batu khususnya tidak membuang sampah sembarangan supaya tidak memperparah keadaan. Banjir beberapa kali menerjang bisa menjadi pelajaran buat kita semua agar senantiasa tidak buang sampah sembarangan.
“Terutama bangunan baru yang berdekatan dengan sungai, jangan sampai melakukan penyempitan. Apalagi tidak ada izin dan merubah fungsi sungai, karena ad pertimbangan teknis yang yang mengharuskan tidak merubah lingkungan,” imbuh dia.
Sebelumnya, Jumat (7/2/2020) kemarin, Dewanti Rumpoko bersama Wawali Punjul Santoso kembali turun ke lokasi untuk melihat proses pembongkaran jembatan yang menjadi salah satu peyebab banjir. Dalam kunjungannya, Dewanti juga menyampaikan jika secepatnya akan melakukan beberapa rekomendasi agar tidak kembali lagi banjir saat hujan turun.
Beberapa rekomendasi Dewanti yaitu normalisasi Sungai Sisir, perbaikan gorong-gorong atau drainase yang menuju Sungai Sisir, hingga pemasangan box culvert.
Perbaikan infrastuktur tersebut tidak perlu menunggu waktu lebih lama dalam penganggarannya melalui perubahan anggaran keuangan (PAK). Namun akan menggunakan anggaran tak terduga yang bisa digunakan ketika terjadi bencana seperti di banjir di Sungai Sisir.(rka)