Selain itu, saksi sekaligus ibu salah satu korban meninggal, Susi Anggraini mengatakan, saat pemeriksaan dirinya ditanyai sebanyak 22 pertanyaan dari pihak penyidik Polres Malang. Dan dirinya akan tetap fokus terkait pemicu utama anaknya adalah gas air mata.
“Iya saya pokoknya tujuannya memang ke gas air mata dulu, kalau ini kan memang gak ada untuk kasus-kasus yang lainya,” terangnya.
Dihadapan awak media dia mejelaskan saat mencari keberadaan putra semata wayangnya itu. Dan harus menerobos got dan melipir untuk dapat masuk ke dalam Stadion Kanjuruhan yang pada saat itu dijaga dengan ketat.
“Saya menerobos, saya gak lewat jalan utama masuk Kanjuruhan, saya masuk got. Saya lewat got,” terangnya.
Saat pertama menemukan anaknya, sang putra sudah dalam kondisi meninggal dunia dengan kondisi muka dan juga kuku sudah menghitam. Serta keluar busa dan darah dari hidung dan juga mulut. Selain itu waktu dimandikan, mata jenzah sempat dibuka sudah dalam keadaan merah semua.
Dirinya masih tidak menyangka bahwa putranya yang berangkat dengan keadaan sehat, di temukan tak bernyawa. Sehingga dirinya membawa ke salah satu rumahsakit untuk memastikan keadaannya.
Dirinya berharap, kematian anaknya yang masih remaja itu bisa di usut dengan setuntas-tuntasnya. Tidak hanya tersangka yang melakukan penembakan, namun seluruh yang terlibat dalam kejadian itu juga harus diadili seadil-adilnya.
“Semuanya yang terlibat di situ ya Panpelnya, ya pokoknya semuanya harus diusut semuanya. Saya cuma berharap itu aja, pertanggung jawaban,“ harapnya. (ws6/mzm)
Baca juga:
- Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Polres Malang Pasang Rambu dan Papan Peringatan Jalur Rawan
- ASN di Batu Cabuli Keponakannya Sejak Kelas SMP
- dr Nur Rochmah Jabat Direktur RSUD Kanjuruhan Setelah Kosong Lima Tahun
- Rakor Bersama Panitia Karnaval Desa Giripurno, Polres Batu Tegaskan Larangan Sound Horeg
- 390 Koperasi Merah Putih di Kabupaten Malang Resmi Diluncurkan, Bupati Berharap sebagai Penguat Ekonomi Daerah