Kemudian dirinya menerima telepon dari putranya yang terjebak di gate 14, karena pintu tertutup. Mendengar kabar itu, dirinya langsung menuju ke posisi anaknya.
“Anak saya begitu omng ‘Ma tolong ma, pintu di tutup’ gitu buka pintu belakang ini suara teriakan suara anak nangis, teriakan anak minta tolong, anak sudah gak karu-karuan suaranya,” ucapnya.
“Saya melihat yang meninggal itu rata-rata matanya sini itu bawah mata merah, mukanya hijau, itu rata-rata dan disitu sesak nafas sebelum mereka gak ada.” Jelasnya.
Dia juga mengaku sempat meminta pertolongan dari beberapa aparat namun tidak di hiraukan, melihat banyaknya korban uang berjatuhan.
“Depan VIV selatan ada TNI yang berdiri disitu, itu saya minta bantuan dia bilang ‘kita tidak berani, karena tidak ada perintah’,”imbuhnya.
Dirinya dengan gigih tetap meyakini para korban itu meninggal karena gas air mata, melihat ciri-ciri meninggal yang dirinya saksikan secara langsung.
“Meninggal ini kukunya langsung hitam jadi tidak menunggu lama, kalau meninggal normal saya kira masih menunggu hitungan beberapa jam ya. Ya setau saya ya, kalau kondisi seperti itu ya karena gas air mata tidak bisa dipungkiri lagi masalah itu. Karena rata-rata juga sama mengalami sesak nafas,” tutupnya.