“Mereka berlatih di situ, dengan fasilitas lengkap, ada laboratorium sports science, pelatih dan SDM yang cukup. Mereka juga sekolah. Jadi kita tidak mau mereka hanya konsentrasi untuk berlatih, tapi sekolahnya terlantar,” terangnya.
Setidaknya ada tantangan untuk memberikan pelatihan kepada atlet yang masih masuk dalam kategori anak-anak tersebut. Sehingga, pihaknya dengan matang menyiapkan sistem sesuai kebutuhan atlet yang masih anak-anak itu. Dan memperbolehkan orang tua untuk mengunjungi anak-anaknya.
“Ini anak-anak lulusan SD, terkadang masih kangen rumah. Tapi kita atur sistem, misalnya satu minggu sekali orang tua boleh datang, semua kita atur, termasuk makanan juga. Dokter juga ada yang mengawasi, termasuk psikolog,” ucap Zainudin. (ws6/rhd)
Baca juga:
- OJK Malang Cabut Izin Usaha PT BPR Dwicahaya Nusaperkasa Batu
- Diplomat Kemlu Arya Daru Sempat Naik ke Rooftop dan Ponsel Belum Ditemukan
- Konflik Bersenjata Hari Kedua Thailand–Kamboja Semakin Memanas dan Terbuka
- Pelaku Penganiayaan Ayah dan Anak di Situbondo Berhasil Dibekuk
- Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap PAW Harun Masiku