• Sasar beberapa perguruan tinggi di Kota Malang
Kota Malang, SERU – Sebagai persiapan dan kesuksesan gawe besar tiap sepuluh tahunan, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang terus melakukan sosialisasi pelaksanaan Sensus Penduduk (SP) 2020 demi terwujudnya Satu Data Kependudukan Indonesia. Salah satunya, kepada kalangan mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Kota Malang, yang dikenal sebagai kota pendidikan.
Salah satunya, BPS Kota Malang menyasar kepada 200 mahasiswa Polinema, melalui sosialisasi SP2020 di auditorium gedung teknik lantai 8 Polinema, Senin (9/12/2019). Mereka tak hanya dari Malang, namun juga luar kota agar bisa memvalidasi datanya dengan mematuhi aturan SP2020 secara online.
Kepala BPS Kota Malang, Drs Sunaryo, MSi, menyampaikan, ada beberapa perguruan tinggi yang disasar BPS Kota Malang. Diantaranya UB, UM, UMM, Unisma, UIN, Unmer dan Polinema. “Mahasiswa kami anggap sebagai agen perubahan, maka kami melakukan sosialisasi SP 2020 ke kampus-kampus. Diharapkan bisa turut mensosialisasikan sensus penduduk online kepada teman-teman, keluarga maupun lingkungan sekitar,” serunya.
Sebagaimana amanah undang-undang di Indonesia bahwa setiap tahun berakhiran angka 0 (nol), negara wajib melaksanakan Sensus Penduduk. Tak hanya mencatat jumlah, tetapi juga distribusi, komposisi, dan karakteristik sosial ekonomi penduduk. “Tak hanya jumlah, hasil sensus penduduk ini nantinya bisa digunakan merencanakan penyediaan pangan, infrastruktur, sarana pendidikan dan perencanaan di segala bidang,” terang Sunaryo, di sela sosialisasi SP2020, kepada SERU.co.id.
Dalam pelaksanaan SP2020, nantinya menggunakan metode pengumpulan data melalui dua cara, yakni Sensus Penduduk Online (SPO) yang bisa diakses melalui laman resmi BPS selama 15 Februari hingga 31 Maret 2020, dan Sensus Penduduk Wawancara (SPW) yang akan dilakukan pada bulan Juli 2020. Metode SPO nantinya akan meringankan beban petugas dalam melakukan SPW. “Metode door to door akan sangat terkurangi dengan metode SPO. Harapannya sih lebih dari 50 persen, sehingga sisanya menggunakan metode SPW jadi lebih mudah,” beber Sunaryo.
Sunaryo menargetkan, SPO Kota Malang bisa mencapai diatas rata-rata nasional atau kota yang lainnya. “Kami tidak menargetkan secara kuantitatif, tapi berusaha maksimal dengan menyasar pangsa mahasiswa. Harapan kami, Kota Malang sebagai kota pendidikan angka SPO bisa di atas rata-rata nasional yang sekitar 23 persen secara studi gladi bersih nasional. Kita masih dibawah Australia 40 persen,” imbuhnya.
Disebutkan, secara indikator akan nampak setelah secara perorangan sudah melakukan SPO atau belum. “Bagi masyarakat yang tidak melakukan sensus penduduk secara online, maka namanya akan muncul peringatan di Daftar Penduduk (DP). Karena datanya belum lengkap, dan warga ini harus dikunjungi oleh petugas menggunakan metode SPW. Tapi kalau sudah online, tidak perlu didatangi lagi oleh petugas wawancara. Cukup di cek oleh Ketua RT,” terangnya.
Sunaryo mencontohkan, mahasiswa ber-KTP luar Malang akan terdeteksi (muncul peringatan, red) jika belum mengisi SPO secara utuh di DP. Artinya, saat mengisi alamat sesuai KTP di luar Malang, namun tidak mengisi alamat domisili/kos di Kota Malang, maka muncul peringatan belum diisi sempurna. “Jadi akan ketahuan, isi KK ada 5 orang, namun 4 orang mengisi penuh. Dan 1 orang belum terisi, maka muncul peringatan,” tandasnya, didampingi Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Dispendukcapil Kota Malang, Drs G Raymond H Matondang, MAP.
Raymond mengatakan, Pemkot Malang merasa sangat diuntungkan dalam pelaksanaan SP 2020. Data hasil yang didapatkan menjadi bahan pokok pelaksanaan pembangunan. Pasalnya, data di Dispendukcapil tidak bisa dikatakan 100 persen benar. Lantaran, data yang masuk berdasarkan laporan penduduk, namun banyak juga penduduk yang tidak melaporkan. “Dengan pelaksanaan sensus ini, setidaknya memperkecil dan mengetahui angka selisih itu. Maka Pemkot Kota Malang mendorong dan menghimbau masyarakat akan turut menyukseskan SP2020 oleh Badan Pusat Statistik Nasional ini,” serunya.
Sementara itu, Wakil Direktur III Polinema, DrEng Anggit Murdani, ST, MT menyampaikan, agar masyarakat termasuk didalamnya mahasiswa, berkontribusi mendukung SP2020. Pasalnya, melalui SP dapat menggali berbagai informasi yang ada terkait semua aspek kehidupan di negara Indonesia. “Dengan melibatkan mahasiswa, harapannya mahasiswa Polinema bisa menjadi agen pelopor untuk mensukseskan SP2020. Setidaknya ada 150-200 siswa yang mengikuti sosialisasi SP2020 dari setiap kelas di semua program studi dan jurusan ini, bisa mengedukasi teman-teman, saudara dan keluarganya,” tandasnya. (rhd)