Malang, SERU.co.id – Pada Februari 2022 di Kota Malang terjadi inflasi sebesar 0,18 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,40 pada Januari 2022 menjadi 106,59 pada Februari 2022. Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2022 sebesar 0,70 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,41 persen.
Adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran, menyebabkan Inflasi. Tertinggi disumbang dari kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,83 persen dan terendah dari kelompok budaya sebesar 0,01 persen.
“Tiga kelompok stabil tidak mengalami perubahan harga, yakni kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok pendidikan, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran,”seru Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, SE MM .

Disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,54 persen, kelompok transporatasi sebesar 0,40 persen,
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,16 persen. Selanjutnya kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, kelompok rekreasi, olahraga.
Satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi, yakni sebesar 0,50 persen terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2022 juga menunjukkan adanya kenaikan.
Dari 8 Kota, 5 Kota di Jawa Timur mengalami inflasi, yakni Kediri menyumbang Inflasi tertinggi sebesar 0,20 persen. Dan terendah yakni Probolinggo 0,18 persen. Sedangkan 3 kota lainnya mengalami deflasi.
Erny menegaskan, sepuluh komoditas memberikan andil terbesar, yakni mobil, sabun detergen bubuk/cair, daging ayam ras. Disusul bawang merah, biaya keamanan, tissu, pengharum cucian/pelembut, shampo, mangga, dan pisang.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi satu-satunya kelompok yang memberikan andil deflasi, yakni sebesar 0,11,” imbuh Erny.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu daging ayam ras sebesar 0,05 persen bawang merah, mangga, dan pisang masing-masing sebesar 0,02 persen. Sementara yang dominan deflasi, minyak goreng, 0,15 persen, telur ayam ras 0,09 persen dan cabai rawit 0,04, ujarnya.
Kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok pendidikan. Juga kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak memberikan andil apapun.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, satu satunya kelompok yang memberikan andil deflasi, yakni sebesar -0,11,” tambah Erny.
Disusul sumbangan inflasi dari daging ayam ras 0,05 persen, bawang merah, mangga, dan pisang masing-masing 0,02 persen. Sementara sumbangan deflasi, pada minyak goreng sebesar 0,15 persen, telur ayam ras 0,09 persen dan cabai rawit sebesar 0,04 persen. (ws4/rhd)
Baca juga:
- Ini Syarat dan Ketentuan Pemasangan APK Bagi Peserta Pemilu 2024
- Babinsa Koramil 0833/01 Klojen Dampingi BaktiTer Testimoni Pembangunan Jamban Sehat
- Resmi! Harga BBM Turun per 1 Desember 2023
- Angka Penderita AIDS di Batu Memprihatinkan, Dinkes Ajak Akhiri di 2030
- Selebriti Kiki Fatmala Wafat Akibat Komplikasi Kanker