Tahun 2022, Kasus DBD Kota Malang Tembus 151 Kasus

Sub Koordinator Sub Instansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Malang, dr Bayu Tjahjawibawa. (ws4) - Tahun 2022, Kasus DBD Kota Malang Tembus 151 Kasus
Sub Koordinator Sub Instansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Malang, dr Bayu Tjahjawibawa. (ws4)

Malang, SERU.co.id – Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kota Malang, hingga Februari 2022 tembus 151 Kasus. Terbagi bulan Januari 93 kasus dengan 2 meninggal dunia dan Februari 58 kasus, namun tidak ada yang meninggal dunia. Dibandingkan tahun sebelumnya, Kota Malang mengalami penurunan kasus DBD meninggal dunia.

Sub Koordinator Sub Instansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Malang, dr Bayu Tjahjawibawa menyatakan, demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan Aedes Aegypti, dimana tiap tahun mengalami peningkatan untuk angka kematian. Namun awal tahun 2022, di Kota Malang terjadi penurunan kasus kematian DBD hingga Februari 2022 ini.

Bacaan Lainnya

“Januari 93 kasus dengan 2 meninggal dunia. Untuk Februari, 58 kasus, tapi tidak ada yang meninggal,” seru dr Bayu Tjahjawibawa, ditemui di sela-sela survei jentik nyamuk.

Tim Dinkes Kota Malang dan BBTKLPP Surabaya, survei jentik nyamuk di Polowijen, Kota Malang. (ws4) - Tahun 2022, Kasus DBD Kota Malang Tembus 151 Kasus
Tim Dinkes Kota Malang dan BBTKLPP Surabaya, survei jentik nyamuk di Polowijen, Kota Malang. (ws4)

Disebutkannya, Kelurahan Merjosari paling tinggi untuk kasus DBD, sementara Kelurahan Blimbing paling rendah kasusnya. Dirinya menghimbau, agar warga menjaga kebersihan dan membersihkan lingkungan sekitar.

“Pencegahan dapat dilakukan dengan 3M plus, yakni menguras, menutup dan mengubur. Sebagai cara ampuh menekan tingkat pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti,” tandasnya. (ws4/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait