Peningkatan Sampah Masker di TPA Supit Urang, Begini Respon DLH

Ilustrasi sampah yang menggunung di TPA Supit Urang. (jaz) - Peningkatan Sampah Masker di TPA Supit Urang, Begini Respon DLH
Ilustrasi sampah yang menggunung di TPA Supit Urang. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Penggunaan masker pribadi yang sudah tidak layak, menjadi bagian sampah rumah tangga. Sampah tersebut bercampur menjadi satu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang Mulyorejo Kota Malang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto membenarkan, adanya peningkatan sampah masker bulan Februari 2022. Akan tetapi jumlahnya masih relatif, belum mengkhawatirkan.

Bacaan Lainnya

“Prosentase sendiri sebenarnya masih kecil. Paling 0, berapa persen, tapi sudah mulai kelihatan,” seru Wahyu Setianto.

Per hari, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang bisa mengumpulkan sampah mencapai 600 ton. Ia mengaku, beberapa waktu yang lalu sudah mewarning, ketika Kota Malang masuk di Level III.

DLH sendiri mengamati di lapangan ada sedikit kenaikan. Tanda yang terlihat adalah beberapa masker sudah terlihat diantara tumpukan sampah-sampah hasil pengumpulan dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

“Kalau masker yang biasanya tidak terlihat di permukaan ini sudah mulai kelihatan. Berarti ini indikasi lumayan cukup banyak,” ujarnya.

Menurut Wahyu, jumlahnya belum tahu persis. Seperti tahun 2021 silam, ketika ada banyak sampah masker, petugas kebersihan akan memilah dan menyisihkan tersendiri kemudian dihanguskan.

“Kita bakar sendiri oleh teman-teman di tong,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Industri (Diskopindag).

Diketahui Kota Malang sendiri sudah mempunyai Peraturan Walikota (Perwali) Kota Malang Nomor 34 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang selanjutnya disebut Jakstrada.

Selanjutnya, program modernisasi TPA Supit Urang Emission Reduction in Cities (ERIC) Solid Waste Management (SWM) dengan Sistem Sanitary Landfill. Bekerjasama dengan pihak luar negeri, yaitu German dengan total anggaran Rp250 miliar untuk mempercepat penimbunan sampah lima sampai enam tahun. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait