Jembatan Sungai Mbabar Ambrol, Dinas PU Lakukan Pengukuran untuk RAB Pembangunan Ulang

Jembatan Sungai Mbabar Ambrol, Dinas PU Lakukan Pengukuran untuk RAB Pembangunan Ulang
embatan yang putus karena tidak kuat menahan beban kendaraan truk yang melintas. (wul)

Malang, SERU.co.idPasca ambrolnya jembatan di atas Sungai Mbabar, Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, akibat tidak kuat menahan beban truk bermuatan pasir, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabupaten Malang langsung bergerak cepat. Pada Rabu (10/9/2025), mereka melakukan pengukuran guna menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pembangunan ulang jembatan tersebut.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Wadung, Mahyuddin, mengungkapkan bahwa ada tiga petugas dari Dinas PU Kabupaten Malang serta dua orang konsultan yang telah melakukan survei dan pengukuran di lokasi jembatan.

“Tadi sudah diukur, panjangnya berapa, lebarnya berapa, nanti dibuat RAB kasar lah. Mudah-mudahan akan segera dilaksanakan,” ujar Mahyuddin saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, jembatan tersebut telah dibangun sejak 1992 melalui dana swadaya masyarakat dan bantuan dari Pabrik Gula (PG) Kebonagung. Kini, rencananya jembatan akan dibangun ulang dengan konstruksi yang lebih kuat dan modern.

“Rencananya akan dibangun baru. Mungkin lebarnya ditambah ini. Ini kan cuma 2,5 meter, mungkin ditambah 3 meter lebih atau bagaimana nanti,” lanjutnya.

Terkait spesifikasi teknis, Mahyuddin menyebut akan ada perubahan signifikan pada struktur jembatan agar lebih kokoh dan aman untuk dilalui kendaraan berat.

“(Perubahan apa yang signifikan?) Dari konstruksi, mungkin dari cor, tidak besi seperti ini, sama volumenya diperbesar, pondasinya diperkuat lagi,” imbuhnya.

Namun, saat ditanya soal estimasi anggaran yang akan diajukan untuk pembangunan ulang, Mahyuddin mengaku belum mengetahui secara pasti.

“Belum, masih dirapatkan Dinas PU Bina Marga. Mudah-mudahan, kita berharap segera dilaksanakan. Supaya masyarakat lebih mudah lagi jangkauan ke Genengan Pakisaji atau Kebonagung,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk sementara waktu, akses jembatan ditutup total. Warga diimbau memilih jalur alternatif meski harus menempuh waktu dan jarak yang lebih jauh.

“Sementara yang lewat sini harus memutar dulu, lewat Bendo (Pakisaji) atau Kebonagung walau waktu lebih lama dan jarak tempuhnya lebih jauh,” terangnya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa sebuah truk bermuatan pasir terperosok ke Sungai Mbabar pada Senin malam (8/9/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Kejadian itu terjadi karena sopir memilih jalur alternatif yang melintasi jembatan tidak layak, akibat jalan utama ditutup untuk kegiatan warga.

Sopir truk, Wijaya (28), mengaku saat itu tengah mengantarkan pesanan pasir ke daerah Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir. Namun karena jalur utama tertutup, ia mencoba mencari alternatif.

“Jalannya ditutup di sana, karena di sana petunjuk arahnya tidak ada. Tidak diberi petunjuk arah. Kalau ada petunjuk arahnya tidak lewat itu saya. Tanya orang terus saya terus lihat di maps,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi SERU.co.id, Selasa (9/9/2025). (wul/ono)

disclaimer

Pos terkait