Lewati Jembatan Tidak Layak, Truk Muatan Pasir Terperosok ke Sungai

Lewati Jembatan Tidak Layak, Truk Muatan Tebu Terperosok ke Sungai
Kondisi truk terperosok ke sungai setelah jembatan yang dilalui putus tidak kuat menahan beban. (wul)

Malang, SERU.co.id  Lewati jembatan tidak layak, truk bermuatan pasir terperosok ke Sungai Mbabar, Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Senin (8/9/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Sopir terpaksa lewat jalur alternatif itu karena jalan yang biasa dilewati tertutup kegiatan warga.

Sopir truk, Wijaya (28) menerangkan, saat itu ia tengah mengantarkan pesanan pasir kepada pembeli di daerah Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir. Namun di saat pengiriman, jalan yang dirinya lalui ditutup total karena ada kegiatan, sehingga ia harus mencari jalan alternatif.

Bacaan Lainnya

Saat mencari jalan tersebut, ia mengaku tidak menemukan petunjuk arah sehingga Wijaya harus bertanya kepada warga. Dirinya mendapatkan informasi untuk lurus lalu berbelok ke kanan. Jawaban tersebut dia cocokan dengan maps di ponselnya.

“Jalannya ditutup disana, karena disana petunjuk arahnya tidak ada. Tidak diberi petunjuk arah. Kalau ada petunjuk arahnya tidak lewat itu saya. Tanya orang terus saya terus lihat di maps,” seru Wijaya, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Selasa (9/9/2025).

Lewati Jembatan Tidak Layak, Truk Muatan Tebu Terperosok ke Sungai
Truk masih terperosok di atas jembatan yang ambrol. (wul)

Pria warga Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang tersebut mengaku baru pertama kali melewati jalan termasuk jembatan itu. Sehingga dirinya tidak mengetahui jika jembatan itu sudah dalam keadaan tua dan tidak dapat dilewati kendaraan roda empat.

“Enggak ngepres. Kalau ngepres gak berani saya. Gak ada, portal-portal gak ada. Gak ada yang jaga,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Wadung, Mahyuddin menerangkan, jembatan yang dibangun sejak tahun 1992 tersebut sebenarnya sudah tidak layak jika dilalui kendaraan roda empat.

“Sebenarnya sudah tidak layak, tapi kan seharusnya dilewati motor saja. Sebenarnya kan ada patoknya di sebelah timur dipatok mobil gak boleh lewat, tapi kan ada orang patoknya itu dijebol. Patoknya di perempatan arah Sukoanyar,” bebernya.

Ia menerangkan, jika jembatan yang dibangun dari hasil swadaya dan bantuan Pabrik Gula (PG) Kebonagung itu merupakan jalan tergolong vital. Dimana untuk memotong waktu tempuh warga lebih sering lewat di jembatan itu ketimbang harus berputar balik.

“ Di jalur situ sudah ramai sekarang. Orang kerja ke pabrik rokok ke bangunan itu ramai lewat situ. (Artinya itu jembatan yang vital?) Iya vital, kalau di situ gak bisa dipakai putar lewat Bonagung sama lewat Bendo Karang Pandan jauh,” jelasnya.

Dikatakan Mahyuddin, pihaknya telah melakukan peninjauan dan melaporkan kejadian tersebut kepada Pemkab Malang, dengan harapan agar bisa diperbaiki. Ia menyebut, di tengah kondisi ekonomi yang seperti ini, jika pembangunan menggunakan dana swadaya masyarakat dirasa akan memberatkan.

“Kita mengajukan ke Pemkab, kalau dari swadaya melihat kondisi saat ini sepertinya gak mampu warga. Ya kita harapkan bisa dibangun lebih kuat lagi, bisa lebar lagi, harapan desa gitu. Masalahnya di jalur situ sudah ramai,” ungkapnya. (wul/ono)

 

disclaimer

Pos terkait