Jembatan Alternatif Wiyurejo Ambrol, Memakan Dua Korban

Kondisi Jembatan Wiyurejo yang mengalami kerusakan. (ws5) - Jembatan Alternatif Wiyurejo Ambrol, Memakan Dua Korban
Kondisi Jembatan Wiyurejo yang mengalami kerusakan. (ws5)

Malang, SERU.co.id – Peristiwa nahas dialami oleh warga Pujon Lor, Iwan (40) dan warga Kalangan, Amirul Mu’minin (30) yang hendak melintas jembatan penghubung antar dusun Wiyurejo dan dusun Kalangan, Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kamis (17/3/2022). Disinyalir, penyababnya adalah umur jembatan yang telah terlampau tua.

Pemerintah Kabupaten, dalam hal ini Wakil Bupati Malang, Drs Didik Gatot Subroto meninjau langsung lokasi peristiwa tersebut. Dirinya mengatakan, jembatan yang panjangnya 12 meter dan lebar sekitar 3 meter ini merupakan jembatan yang sudah tua.

Bacaan Lainnya

“Ya ini karena sudah tua jembatannya, saya lihat langsung lokasi kejadian ini agar nantinya segera dapat ditangani. Sebab, jembatan ini menjadi jalan penghubung dalam melakukan kegiatan sehari-hari warga, kita tunggu laporannya nanti,” seru Wabup Malang, Didik.

Wakil Bupati, Didik Gatot Subroto, bersama Muspika Kecamatan Pujon beserta Kepala Desa Wiyurejo saat meninjau lokasi kejadian. (ws5) - Jembatan Alternatif Wiyurejo Ambrol, Memakan Dua Korban
Wakil Bupati, Didik Gatot Subroto, bersama Muspika Kecamatan Pujon beserta Kepala Desa Wiyurejo saat meninjau lokasi kejadian. (ws5)

Dirinya juga menambahkan, jembatan ini merupakan jalan penghubung dalam mendukung pertumbuhan perekoniman, pertanian dan peternakan Pujon. Dari situ, ia akan mepertimbangkan terlebih dahulu apakah akan dibangun jembatan baru secara permanen atau jembatan darurat untuk sementara.

“Karena secara luas geografis, Kabupaten Malang ini terdiri dari 390 desa kelurahan dan 33 kecamatan. Dalam menanggapi usulan-usulan pembangunan itu, kita akan meninjau kebutuhannya juga sehingga menjadi program skala prioritas,” imbuh Didik.

Di lain sisi, Kepala Desa Wiyurejo, Muflid Farid mengkorfimasi, jembatan yang menjadi jalur alternatif masyarakat Wiyurejo dalam kegiatan sehari-harinya tersebut ambrol pada pukul 07.45 pagi.

“Dari peristiwa ini, masyarakat tidak bisa melaksanakan kegiatannya sehari-sehari, harus muter kurang lebih satu kilometer. Sebab jembatan ini merupakan jalan tercepat untuk dilalui dari dusun Wiyurejo dan dusun Kalangan,” ungkap Farid.

Farid mengatakan, penyebabnya dikarenakan jembatan tersebut tidak terlalu kuat menahan beban, selain umurnya yang sudah tua. Dirinya menambahkan, masyarakat yang menjadi korban sudah mendapatkan pertolongan pertamanya.

“Mobil pick up terperosok, korban mengalami patah tulang dan cidera di bagian dada. Sudah mendapatkan pertolongan pertama dan sekarang dirawat di Rumah Sakit,” tandas Kades Wiyurejo tersebut.

Dari Pemerintah Desa sebelumnya juga menghimbau kepada masyrakat agar tidak sering melalui jembatan tua ini. Jembatan yang diakui Farid dibangun pada sekitar 1970-an tersebut kondisinya sudah menjadi perhatiannya sejak lama.

“Kita sudah menghimbau kepada masyarakat itu, cuman karena ini (jembatan) yang paling cepat jadi tetap dilalui. Roda dua hingga roda empat sering melintas, untuk mengangkut sayur ke pasar,” terangnya.

Atas kejadian ini, akses masyarakat Wiyurejo terhambat untuk sementara. Kerugian yang dialami diantaranya satu mobil korban dan infrastruktur yang nilainya kurang lebih 200 juta. (ws5/mzm)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait