Malang, SERU.co.id – Menyambut tradisi Kupatan, penjual ketupat di Pasar Kebalen kebanjiran order. Di tahun 2025 terjadi lonjakan pesanan hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Seorang penjual ketupat, Priyati mengungkapkan, banyak warga Kota Malang berburu ketupat di Pasar Kebalen. Tahun ini penjualannya meningkat tajam hingga 100 persen.
“Lebaran tahun ini beda sekali. Bahkan pesanan dua kali lipat lebih banyak dari tahun kemarin,” seru Priyati, Minggu (6/4/2025).
Tradisi kupatan masih kental di Kota Malang. Seminggu setelah Idulfitri, banyak warga mulai memasak ketupat dan membagi-bagikannya kepada sanak saudara dan tetangga. Melonjaknya pesanan ketupat, membuat penjual berjualan lebih awal.
“Biasanya saya mulai berjualan H-2 sebelum lebaran kupat. Tapi kali ini sebelum H-2 sudah berjualan karena ramai pembeli,” ungkapnya.
Priyati menuturkan, pasokan janur didapatkan dari daerah Dampit, Kabupaten Malang. Oleh karena itu, ia mematok harga dengan memperhatikan berbagai pertimbangan.
“Alhamdulillah tetap laris dan menguntungkan meski ada penyesuaian harga. Patokan harganya mengikuti pergerakan harga pasar dan biaya distribusi,” tuturnya.
Senada, penjual ketupat lainnya, Djamiatun mengatakan, dagangannya laris manis. Peningkatan jumlah pesanan ketupat di Pasar Kebalen sangat membantu pendapatan penjual.
“Model layang-layang lebih cepat habis. Itu karena orang zaman sekarang lebih suka yang praktis dan tinggal dimasak,” ucapnya.
Meski demikian, Djamiatun tetap menjual janur lembaran yang belum dianyam. Sebagian pembeli lebih senang membeli janur anyaman karena ingin menganyamnya sendiri.
Di Pasar Kebalen, janur lembaran bisanya dijual seharga Rp25.000 untuk 50 lembar. Sedangkan ketupat anyaman biasanya dijual per ikat dengan harga Rp12.500, terdiri dari delapan anyaman ketupat.
Seorang pembeli, Sari mengatakan, dirinya setiap tahun berbelanja ketupat di Pasar Kebalen. Menurutnya karena harga murah dan lebih praktis.
“Sudah jadi langganan di sini. Tidak perlu repot menganyam sendiri,” pungkasnya. (ws13/mzm)