Kampung Legenda: Wisata Edukasi Berbasis Sejarah dan Budaya di Surabaya Barat

Kampung Legenda: Wisata Edukasi Berbasis Sejarah dan Budaya di Surabaya Barat
Kampung Legenda yang berada di Lidah Kulon 3. (foto:ist)

Surabaya, SERU.co.id– Di tengah dinamika kawasan Surabaya Barat yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit dan pemukiman padat, hadir sebuah destinasi wisata tematik bernama Kampung Legenda. Berlokasi di Lidah Kulon 3, RT 5, RW 2, Kecamatan Lakarsantri, Kampung Legenda menawarkan konsep wisata unik yang menggabungkan nuansa tempo dulu dengan sentuhan modern.

Saat memasuki kampung sepanjang 400 meter ini, pengunjung akan disambut dengan suasana tradisional. Beberapa saung dari anyaman bambu dan sesek berdiri di sepanjang jalan, menjadi tempat para pelaku UMKM menjajakan kuliner khas seperti wedang, ketan, hingga makanan berat. Tempat ini dirancang untuk memberi pengalaman bersantap yang menyenangkan sambil menjelajahi keindahan kampung.

Di bagian dalam Kampung Legenda, terdapat dekorasi berbentuk naga, rusa, dan merak dalam konsep tiga dimensi, yang menggambarkan cerita rakyat lokal. Cerita-cerita seperti legenda Joko Berek (Sawunggaling) dan asal-usul Reog Ponorogo menjadi daya tarik utama.

Pengunjung juga dapat merasakan pengalaman menjadi tokoh legenda melalui teknologi pendukung serta kostum yang disewakan. Bahkan, pengunjung bisa membuat video dengan kostum tradisional hanya dengan membayar Rp20 ribu per orang atau Rp50 ribu untuk satu kelompok.

Inisiatif Lokal untuk Mengangkat Budaya dan Ekonomi

Kampung Legenda digagas oleh Sugeng Heri Kuswanto, Ketua RT 5 RW 2 Lidah Kulon, yang akrab disapa Wawan. Wisata ini resmi dibuka pada Mei 2024 dan lahir dari keprihatinan akan dua hal: keterbatasan ekonomi warga lokal yang bergantung pada perdagangan kecil, dan kurangnya edukasi sejarah bagi generasi muda.

“Kami ingin menciptakan kampung yang mampu berdikari secara ekonomi sekaligus menjadi tempat edukasi budaya. Anak muda di sini tidak hanya belajar sejarah, tapi juga bisa membuat konten kreatif yang relevan,” ujar Wawan, panggilan akrab Sugeng Kuswanto.

Salah satu inovasi menarik di Kampung Legenda adalah penggunaan kepeng sebagai alat transaksi. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam akan suasana masa lalu. Pasar UMKM ini buka setiap minggu pertama dan ketiga dalam sebulan, dengan pengunjung yang ramai menikmati sajian kuliner, live musik, dan seni lokal.

Wawan mengungkapkan rencana pengembangan Kampung Legenda, termasuk integrasi wisata dengan kawasan Lidah Wetan dan pengembangan wisata air di Waduk Slamet. Ia berharap program ini dapat memperkuat identitas budaya Surabaya Barat dan meningkatkan taraf ekonomi warga.

“Dampak ekonominya sudah mulai terasa. Misalnya, pedagang teh yang biasanya mendapat Rp200 ribu sehari, kini bisa menghasilkan hingga Rp500 ribu saat ada acara. Harapannya, dampak positif ini terus meningkat,” tambahnya.

Dukungan Pemkot Surabaya

Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menjelaskan bahwa Kampung Legenda merupakan bagian dari pengembangan kampung tematik yang diinisiasi oleh Pemkot Surabaya. Hingga kini, Surabaya memiliki 44 kampung tematik yang memprioritaskan potensi lokal dan ekonomi kreatif.

“Ke depan, kami akan meningkatkan sarana dan prasarana, memperkuat narasi sejarah, dan menambahkan ornamen di Kampung Legenda. Kolaborasi dengan sektor swasta juga akan dioptimalkan untuk mengembangkan kawasan ini,” jelas Irvan.

Dengan konsep wisata yang mengedepankan sejarah, budaya, dan ekonomi kreatif, Kampung Legenda diharapkan menjadi magnet baru pariwisata Surabaya sekaligus model kampung tematik yang menginspirasi wilayah lain. (*/kmf/ono)

disclaimer

Pos terkait