Peredaran Daging Kambing dan Domba Impor Ancam Peternak Lokal, HPDKI Buka Suara

Peredaran Daging Kambing dan Domba Impor Ancam Peternak Lokal, HPDKI Buka Suara
Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) DPD Jawa Timur, Drh Aris Wahyudi MAgr. (foto: dik)

Batu, SERU.co.id – Adanya kebijakan impor daging kambing dan domba membuat peternak lokal resah. Bagaimana tidak, akibat kebijakan tersebut telah membuat produk daging kambing dan domba lokal khususnya dari Jatim, merosot.

Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) DPD Jawa Timur, Drh Aris Wahyudi MAgr mengaku, saat ini sudah terjadi peredaran daging domba/ kambing import. Dampaknya, sehingga serapan daging dari peternak lokal sulit untuk bisa masuk pasar.

“Ada beda harga yang sangat signifikan sehingga keberlangsungan teman-teman peternak lokal ini menjadi terancam,” seru dokter Aris sapaannya.

Ketua HPDKI DPD Jawa Timur itu mengungkapkan, data yang dimiliki oleh DPP HPDKI sudah lebih dari 200.000 ton daging kambing/domba import masuk. Untuk menekan dampak yang lebih buruk lagi bagi peternak, pihaknya telah mengadakan dua kali pertemuan dengan pemerintah melalui Kementerian Pertanian.

“Kementan diwakili oleh Dirjen PKH, ada juga direktur Kesmavet, direktur Bimpro, Inspektorat serta Kepala Dinas Provinsi, ” ungkapnya.

Menurut Aris, pertemuan tersebut guna berdiskusi antara pemerintah, peternak domba kambing melalui HPDKI serta perwakilan importir. Saat ditanya solusi, Aris mengaku masih dilakukan tahap mitigasi. Namun dari Dirjen Kementa telah menghentikan pemberian rekomendasi import daging domba kambing.

“Karena diberhentikan, ya masih berlangsung sampai sekitar 5 sampai 6 bulan ke depan. Setelah itu pemerintah belum menerbitkan ijin import lagi, ” tuturnya.

Senyampang menunggu berlakunya kebijakan barubitu, kata dokter Aris, pihaknya dari DPD HPDKI Jatim sedang melakukan pemetaan dan pendataan By Name By Address seluruh peternak domba kambing se-Jatim. Sehingga, pada saat import dihentikan, para pelaku imbort dapat mengambil daging kambing/domba dari peternak lokal.

“Populasi ternak domba/kambing saat ini ada 23 juta di jatim saja. Jawa Barat kisaran 2 sampai 3 juta diatasnya. jadi sangat terasa untuk teman-teman di Jawa terutamanya. Karena memang sentra terbesar dari teman-teman peternak domba kambing ada di Jawa,” imbuhnya.

Menambahkan soal sulitnya perdagangan daging domba dan kambing lokal, hal itu menurut Aris, diakibatkan distribusi daging import yang tidak dikontrol. Sehingga keberadaan daging import daging domba sampai masuk ke pasar tradisional. Di peternakannya sendiri, Aris pun mengaku masih harus memelihara sekitar 800 ekor kambing domba karena belum ada permintaan.

“Baru satu kali kirim, setelah momen idul adha lalu, ” pungkasnya. (dik/mzm)

disclaimer

Pos terkait