Bandung, SERU.co.id – Sejumlah rumah warga dan fasilitas umum di Pangalengan dan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat mengalami kerusakan setelah diguncang gempa bumi dengan kekuatan 5.0 sekalarikter, Rabu (18/9) pukul 09.41 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan, gempa dengan durasi 3 hingga 5 detik tersebut membuat masyarakat panik. Tak hanya goncangan yang cukup besar, bencana tersebut juga mengakibatkan beberapa bangunan rusak.
“Gempa bumi yang berpusat di 7.19 LS dan 107.67 BT itu berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga,” seru Muhari, melalui siaran pers.

Muhari menuturkan, berdasarkan laporan visual sementara dari Badan Penanggulangan Bencanal Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, beberapa rumah warga itu mengalami roboh. Seperti kerusakan pada dinding rumah, langit-langit, pagar dan kerusakan di bagian lain. Dengan kondisi rusak yang beragam yakni ringan hingga berat.
Tak hanya kediaman pribadi milik warga, sejumlah bangunan fasilitas umum seperti fasilitas kesehatan, ibadah dan kantor polisi juga terlihat terdampak.
Dikatakan Muhari, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Bandung, BPBD Kabupaten Bandung Barat beserta lintas instansi lainnya telah berada di lokasi terdampak. Untuk dilakukan kaji cepat dan monitoring yang juga difokuskan kepada upaya penyelamatan warga terdampak.
“Saat siaran pers ini disusun, memang belum ada laporan signifikan mengenai jatuhnya korban jiwa. Perkembangan data dan informasi akan dilaporkan secara berkala pada waktu berikutnya,” bebernya.
Sedangkan untuk data perekaman instrumen yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal. Dengan kedalaman 10 kilometer dan berada di darat yang otomatis gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki pergerakan geser turun atau yang lebih dikenal dengan ‘oblique normal’,” ungkap Muhari.
Dirinya menerangkan, guncangan gempa bumi ini dirasakan di beberapa wilayah meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kota Cimahi dan daerah penyangga lainnya.
Dirinya menghimbau, kepada masyarakat agar tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan. Mengingat potensi gempa bumi susulan masih sering terjadi beberapa kali dengan magnitudo 2-2.4.
“Masyarakat juga dihimbau agar tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya. Masyarakat diminta untuk memperbarui informasi kebencanaan hanya melalui sumber dari instansi maupun lembaga terkait,” ucapnya.
Ia menambahkan, sengai antisipasi gempa bumi susulan, masyarakat dapat membuat alat peringatan dini sederhana dengan menyusun secara vertikal kaleng-kaleng bekas yang diisi batu-batu kecil. Dimana susunan vertikal kaleng bekas ini akan jatuh dan membuat bunyi berisik jika terjadi gempa sebagai penanda bagi masyarakat.
“Sebagaimana diketahui bahwa gempabumi bukan menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa. Namun runtuhnya bangunan yang tidak kuat menahan guncangan menjadi ancaman jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo yang lebih besar atau berada pada jalur sesar aktif,” jelasnya. (nda/ono)