Ikatan Arsitek Indonesia Berharap Pembangunan Kayutangan Heritage Lebih Terarah

Ngombe ketiga diadakan di Gazebo Balaikota Malang. (ws10) - Ikatan Arsitek Indonesia Berharap Pembangunan Kayutangan Heritage Lebih Terarah
Ngombe ketiga diadakan di Gazebo Balaikota Malang. (ws10)

Malang, SERU.co.id – Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) wilayah Malang turut menyuarakan wisata Kayutangan Heritage. Kritik dan saran membangun diberikan IAI kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Malang saat ‘Ngombe’ ketiga, Selasa (23/1/2024). Khususnya konsep-konsep Kota Malang yang mulai hilang.

Perwakilan IAI wilayah Malang, Haris Wibisono mengatakan, salah satu hal yang membuat pembangunan wisata Kayutangan Heritage melenceng, kurangnya koordinasi. Misalnya pemasangan lampu, akuarium dan foto boks telepon tidak cocok dan tidak sesuai dengan IAI sejak awal.

Bacaan Lainnya

“Banyak orang bilang konsep Kayutangan mencontek Malioboro. Bukan, Kayutangan itu bukan Malioboro dan sebenarnya prosesnya tidak seperti itu. Kita ingin bentuk-bentuk kolonialnya tetap ada, heritage harus ditonjolkan,” seru Sam Nino, sapaan akrabnya.

Baca juga: Akademisi UB Singgung Masalah Keamanan Saat Mengikuti Program ‘Ngombe’

Lebih lanjut, Nino menyampaikan, sebelum terlalu jauh, perencanaan dan pembangunan terarah harus dilakukan. Salah satunya kabel-kabel harus ditanam di bawah dan semua pasak dikeluarkan. Kemudian diberikan nuansa serupa sehingga bisa menjadi pembeda.

“Salah satunya juga kemarin boulevard di perempatan Kayutangan sudah sempat kita singgung. Kalau ada tulisan ‘Kayutangan’ pasti banyak pengunjung selfie, tentunya itu bisa membahayakan,” ungkap Nino.

Ikatan Arsitek Indonesia berharap konsep Kayutangan Heritage Kota Malang dikembalikan. (ws10) - Ikatan Arsitek Indonesia Berharap Pembangunan Kayutangan Heritage Lebih Terarah
Ikatan Arsitek Indonesia berharap konsep Kayutangan Heritage Kota Malang dikembalikan. (ws10)

Nino berharap, pembangunan Kayutangan bisa semakin terarah, sehingga tak ada lagi ungkapan Kayutangan meniru daerah lain. Mengingat Kota Malang punya karakter tersendiri dan Kayutangan menjadi titik perkembangan Kota Malang.

“Kita bisa bercermin dengan kota besar lainnya di Indonesia, seperti Bandung dan Banyuwangi. Bagaimana Kota Bandung diubah dengan signifikan dan Banyuwangi merubah imagenya dengan arsitektur. Kita perlu membangkitkan kelurahan atau kawasan baru,” terangnya.

Baca juga: Perwakilan Perumahan Puri Cempaka Putih 2 Adukan Masalah PSU Saat ‘Ngombe’

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso ST MT menuturkan, Kota Malang masih kota besar apabila dilihat dari jumlah penduduknya. Namun kehidupan Kota Malang sudah seperti kota metropolitan.

“Harapannya, kita bisa berdiskusi lebih intens lagi dalam beragam bentuknya. Semoga ada MoU antara IAI dengan Pemkot Malang sebagai pendamping model-model apa yang bisa dikembangkan dalam menata wajah Kota Malang. Bagaimana setiap sudut Kota Malang ada lokal wisdomnya, menampung perkembangan zaman, tapi tidak ketinggalan zaman,” tutup Erik. (ws10/rhd)

disclaimer

Pos terkait