Malang, SERU.co.id – Di era revolusi industri 4.0, menjadi Influencer atau konten kreator, kini menjadi profesi baru yang digandrungi para generasi milenial. Meski masih menjadi perdebatan apakah Influencer adalah sebuah profesi. Namun melalui karya, mereka memiliki pengaruh yang kuat dalam membuat perubahan secara nyata di masyarakat.
Bahkan, Presiden Joko Widodo sangat menaruh perhatian kepada para influencer. Lembaga negara, dari sektor manapun, akhirnya ikut rajin melibatkan influencer. Pun di tengah pandemi Covid-19, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyempatkan mengundang para influencer di kantor mereka, Jumat (20/3/2020), untuk membantu pemerintah menyebar informasi yang lebih akurat mengenai COVID-19.
Potensi para Influencer ini ditangkap Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), melalui penerimaan mahasiswa barunya dengan jalur khusus Influencer. Bagi Youtubers dengan subscriber minimal 5.000 dan Selebgram dengan follower minimal 10.000 akan diseleksi tanpa tes masuk. Tentu prosesnya tak sembarangan, diseleksi lebih dulu lewat mekanisme uji keterampilan.
Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi menegaskan, influencer yang dimaksud di sini adalah influencer Youtuber, Selebgram, dan Selebtwit yang kreatif, edukatif, dan positif. “Tentu kami memperhatikan kontennya. Pendaftar cukup menampilkan tautan akun YouTube dan Instagram resminya untuk diverifikasi secara administratif oleh panitia penerimaan mahasiswa baru,” bebernya.

Pertimbangan lain UMM membuka jalur ini, yakni untuk memberi apresiasi dan mengakomodasi Influencer generasi milenial yang kreatif di media sosial. Seperti diketahui, bentuk prestasi akademik dan khususnya non-akademik saat ini ada berbagai macam. “Saat ini ada banyak anak muda yang kreatif meng-create konten dan memberi virus positif kepada publik,” kata Syamsul.
Tetapi, Syamsul memahami, ada bermacam-macam konten di luar sana. Ada konten positif maupun negatif. Namun, tim PMB UMM punya kriterianya tersendiri untuk jalur ini. “Jadi, UMM tetap punya kriteria yang bagus. Nggak sembarang selebgram diterima, nggak sembarang Youtuber diterima. Tentu kami punya kriteria yang nanti akan diverifikasi oleh tim PMB itu,” terangnya.
Syamsul pun tidak menampik di antara para influencer ada yang memiliki followers palsu. “UMM sangat hati-hati. Kami punya tim yang nanti bisa men-tracking tentang autentisitas kepengikutan mereka atau followers dan subscribe mereka,” ungkap Syamsul.
Syamsul pun tidak membatasi jenis influencer yang dimaksud. Jadi, bisa beauty vlogger, food vlogger, traveler, writer, dan lain-lain bisa ikut jalur ini. “Semua bidang. Intinya kreatif, positif, dan edukatif. Nah, anak-anak muda yang seperti itulah yang ingin diakomodasi UMM,” tandas Syamsul.
Penerimaan mahasiswa baru jalur Influencer ini terbuka untuk semua program studi di UMM, kecuali Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES). Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru jalur Influencer yang termasuk jalur prestasi non-akademik ini sudah dibuka sejak 25 Februari lalu hingga 25 April 2020. (rhd)