Menurut Yusuf, Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara oleh Rektor akan diletakkan di Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM.
“Selain ada GMBBN, ada juga Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor UM, Prof Dr Hariyono MPd menilai, pentingnya moderasi beragama dan bela negara. Pasalnya Indonesia bukan negara agama, tapi berketuhanan.
“Indonesia bukan negara agama, tapi pendiri bangsa telah berkomitmen bahwa kita memiliki sila pertama tentang Ketuhanan yang Maha Esa. Yang harus dimaknai dengan nilai-nilai keagamaan,” ucapnya.
Bahkan pada salah satu pidato Soekarno pada 1 Juni 1945, beliau menyatakan, tidak hanya bangsa Indonesia. Tapi seluruh warga negara Indonesia harus bertuhan.
“Tidak hanya bangsa Indonesia, tapi negara Indonesia harus bertuhan. Maknanya agar kebijakan regulasi negara itu juga mencerminkan nilai-nilai ketuhanan,” bebernya.
Begitu juga dalam dunia keilmuan, kebenaran yang absolut adalah milik Tuhan. Sehingga kalau ada orang yang menyatakan itu kebenaran yang absolut, berarti dia telah mengambil hak prerogatif Tuhan.
“Makanya di dalam dunia pendidikan proses dialog itu menjadi sangat penting,” pungkasnya. (rhd)
Baca juga:
- Dampak Proyek Drainase, Perumda Tugu Tirta Minta Maaf Siagakan Tim 24 Jam
- Pulihkan Semangat Pasca Tragedi Kanjuruhan, Askab PSSI Malang Gelar Kursus Pelatih Lisensi D
- Bapenda Sambang Pondok Pesantren Sosialisasi Layanan Pajak di Hari Santri
- Dahan Pohon Beringin Raksasa di Ngajum Timpa Kabel Listrik dan Truk Parkir
- Entas Anak Tidak Sekolah, Pemkab Malang Bentuk Tim Saber ATS Kecamatan