Malang, SERU.co.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Malang Koi Club, menggelar 2nd Bupati Koi Show di UMM Dome, selama 3 hari (26-28/8/2022). Dalam kesempatan itu, UMM juga melaunching Kelas Profesional Koi Prodi Akuakultur FPP UMM, Sabtu (26/8/2022). Harapannya, ikan Koi membawa keberuntungan dan kesuksesan UMM dalam mencetak SDM unggul.
Malang Koi Show dibuka langsung oleh Bupati Malang Drs Sanusi MM dan Rektor UMM Dr Rektor Fauzan MPd, dengan melepaskan ikan koi ke dalam akuarium. Sanusi menilai, UMM selalu menangkap potensi dan peluang yang bisa dikembangkan, salah satunya peluncuran CoE Kelas Profesional Koi.
“Jika dibandingkan dengan penghasilan petani padi, dalam enam bulan mencapai 40 juta dan setahun 80 juta. Maka bisnis ikan tentu lebih menguntungkan, apalagi dalam usaha ikan Koi. Maka, Malang Koi Show dan Kelas Koi menjadi agenda menarik dalam mengembangkan bisnis ikan koi dan upaya edukasi,” beber Abah Sanusi, sapaan akrabnya.
- Mencuat Isu Monopoli, DPRD Kota Malang Dalami Mekanisme Penyelenggaraan Koperasi Merah Putih
- PMI Kota Malang dan Indonesia Sehat Jiwa Resmikan Poli Psikologi, Tekan Angka Bunuh Diri
- Fatayat NU Kota Batu Siap Dukung Visi Misi Kepala Daerah
Sanusi juga menambahkan, Pemkab Malang menyediakan sarana lahan pembibitan di Sukorejo, Tumpang. Bilamana UMM menginginkan penelitian dan pengembangan ikan Koi di area yang lebih luas.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Rektor Fauzan MPd mengatakan, Malang Koi Show menjadi salah satu energi pendorong bagi Kelas Profesional Koi untuk berkembang. Apalagi sejauh ini, UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki CoE Koi.
“COE ini lahir didasarkan keprihatinan, betapa lulusan perguruan tinggi tidak bisa langsung tune in dengan dunia usaha dan dunia industri (du-di). Sementara fakultas yang on the track mencetak SDM sesuai kebutuhan, yaitu fakultas pendidikan/keguruan mencetak SDM guru, disusul kedokteran dan kesehatan. Maka UMM berinovasi menciptakan sekitar 50-an COE ini,” ucap Fauzan.
Menjawab permasalahan di masyarakat dan kebutuhan du-di, sebagian besar harus mengikuti pelatihan selama enam bulan hingga setahun. Dengan pengembangan puluhan CoE di UMM, pelatihan relatif singkat hanya 3 sampai 6 bulan. Harapannya, output SDM siap pakai sesuai kebutuhan industri.
