Malang, SERU.co.id – Tak mau rugi, salah satu pengusaha telur asin Kecamatan Turen, Atik Sriwahyuni, memutar otak membuat olahan dari telur asin. Ketemulah ide membuat kerupuk dari telur asin. Meski awalnya coba-coba, ternyata inovasi panganan ringan tersebut bisa diterima pasar, bahkan merambah pasar luar pulau Jawa.
Wanita berkerudung itu mengaku terus berpikir, bagaimana cara memanfaatkan telur retak yang selalu dia jumpai agar bisa diolah lagi, bisa diterima di pasaran. Kalau tidak, jelas ia rugi.
“Telur asin itu ada banyak pemesanan, kemudian telur asin itu banyak yang retak. Dari situlah gimana caranya memproses telur asin, supaya ada ketahanan lamanya, ada proaes lain. Maksudnya ada keanekaragaman, macemmya gitu,” seru Atik Sriwahyuni.
Dengan terinci, Atik lantas menjelaskan proses pembuatan kerupuk telur asin itu. Seperti terdapat tepung tapioka, tepung terigu, bumbu-bumbu dan tak lupa bahan utama telur bebek yang sudah diasinkan.
“Kemudian diolah untuk dipisah dulu, habis telur asin yang kuning sama yang putih dipisah, kemudian dicampur dengan bahan-bahan. Terus dijadikan satu, kembali digulung itu akhirnya habis itu dikukus, terus ditiriskan sampai setengah hari. Besoknya baru diiris-iris kemudian untuk dijemur,” terang Atik, dengan terperinci.
Meskipun tergolong mudah, Atik harus memperhatikan ketebalan kerupuk saat proses pengirisan. Dikarenakan jika irisan menghasilkan ketebalan melebihi standarnya, kerupuk akan memiliki hasil yang keras dan juga alot.
Di saat cuaca mendukung (cerah/panas ), dirinya yang dibantu karyawannya itu dapat membuat 4-5 kilogram kerupuk telur asin, perhari. Olahan unik yang berlokasi di Desa Sawahan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang kini merambah pasar hingga luar Pulau Jawa.
“Kerupuk telur asinnya kita kadang krecekan (mentah), tergantung pesanan juga. Kemarin itu ada yang saya kirim ke luar Jawa juga. Rawannya itu kan kalau sudah gorengan, risiko expayet (kedaluwarsa), mungkin dari minyak atau sebagainya. Pengemasan gitu kalau dikirim mentahan itu bisa remuk kalau kualitas kurang bagus,” terangnya.
Untuk satu kemasan kerupuk telur asin yang siap makan dirinya banderol denga harga Rp12 ribu. Atik tentu berharap agar kedepan usahanya lebih maju serta lebih banyak inovasi kuliner dari olahan terluar asin di dalam usahanya tersebut. (ws6/ono)