Upaya Disparbupora Lestarikan Kesenian Madura
Sumenep, SERU – Disparbudpora berupaya untuk melestarikan seni budaya tradisional. Salah satunya melalui pembuatan literasi keseniaan dan kebudayaan. Karena itu sebagai salah satu prasarat untuk didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Banyak hasil investigasi dengan para budayawan yang bahkan tidak terkenal namanya bisa bercerita banyak tentang sejarah keseniaan dan kebudayaan. Tapi mereka tidak bisa menulis atau sulit untuk dituliskan menjadi buku.
Kadisparbudpora Sumenep, Carto akhirnya bekerjasama dengan salah satu Universitas Negeri di Bangkalan untuk menerjunkan timnya bagian seni, mereka nanti bagian nyatatnya. Kenapa tidak pakai dewan kesenian Sumenep? Carto mengungkapkan jika pihaknya sudah berupaya melibatkan dewan kesenian Sumenep.
“Sudah dirapatkan beberapa kali terkait visi-misinya. Lalu saya kumpulkan mereka untuk membentuk kembali dan rapat selanjutnya mereka minta kepastian kepada saya kalau dewan kesenian dibentuk, mau gak Bupati mengukuhkan dan memberikan SK Bupati. Saya menghadap Bupati, dan beliau ACC usulan saya,” tandasnya.
Carto mengungkapkan setelah itu rapat lagi. Mereka berjanji 1 minggu akan diselesaikan janji dewan kesenian itu. Namun nyatanya ditungu-tunggu tak ada tindaklanjutnya dari dewan kesenian. Karena tak jelas dan tak kunjung terbentuk, lantas Carto mempersilahkan siapa yang mengabdikan, silahkan saja di Dewan Kesenian. Karena untuk membuat dan menghidupkan organisasi kok repotnya minta ampun.
“Daripada saya nunggu-nunggu, saya ambil sikap jalan terus dan mohon restu dari dewan kesenian agar ini saya tetap jalan. Selain masalah literasi, pihaknya juga akan gencar melakukan sosialisasi. Intinya masih senang dan minta gak dengan kesenian kita? Makanya dinas akan terus semarakkan pawai seni budaya agar mereka tetap senang, ikut berpartisipasi. Saya ingin mereka bukan sekedar nonton terus, tapi ikut memainkan kesenian itu,” pungkasnya.
Kedepan juga akan pihaknya akan semarakkan lomba-lomba kesenian yang melibatkan peserta dari SMP dan SMA. Lomba Nyanyi wajibnya madura, sedangkan nyanyi pilihannya (alternatif), ngarang sendiri mau bawakan lagu apa. Misalnya mau nyanyi Ole Olang tapi menggunakan musik Tong Tong (Ul Daul), silahkan saja. Atau mau nyanyi Sumenep Sumekar tapi dengan diiringi musik saronen, terserah saja.
“Masalahnya Kesenian Madura itu belum terngiang-ngiang di telinga orang-orang yang datang ke Sumenep. Juga belum jadi tuan rumah di Sumenep, makanya perlu kita galakkan dan hidupkan,” akunya. (edo/jun)