Jakarta, SERU.co.id – Komisi Investigasi Kecelakaan Transportasi Selandia Baru (TAIC) akan menyita kotak hitam penerbangan LATAM Airlines, Boeing 787 setelah insiden turbulensi yang mengakibatkan 50 orang terluka hingga dilarikan ke rumah sakit.
TAIC juga bekerja sama dengan Dirección General de Aeronáutica Civil (DGAC) untuk melakukan penyelidikan terhadap penerbangan tersebut.
“TAIC sedang dalam proses mengumpulkan bukti yang relevan dengan penyelidikan, termasuk menyita suara kokpit dan perekam data penerbangan,” seru badan Selandia Baru tersebut pada Selasa, (12/3/2024).
TAIC mengungkapkan, pihak berwenang DGAC telah mengonfirmasi telah membuka penyelidikan terhadap penerbangan tersebut dan pihak TAIC membantu penyelidikan mereka. Hal ini karena insiden tersebut terjadi di wilayah udara internasional, maka DGAC harus membuka penyelidikan.
Baca juga: Hilang 24 Jam, Puing Pesawat Kargo Smart Air Ditemukan
“Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGAC) telah meminta bantuan Komisi Investigasi Kecelakaan Transportasi (TAIC),” ungkapnya.
Juru Bicara Hato Hone St John yang merawat di bandara menyebutkan, guncangan hebat pada pesawat menyebabkan, 10 penumpang dan 3 awak kabin dilarikan ke rumah sakit. Satu orang dalam kondisi serius, sisanya luka-luka ringan hingga sedang.
Baca juga: Pesawat Pilatus Angkut Sembako Tarakan-Krayan Hilang Kontak
Salah satu penumpang, Brian Jokat menceritakan kepada BBC pesawat mengalami turbulensi yang tidak biasa. Para penumpang terlempar dari tempat duduknya hingga terbentur ke bagian atap pesawat.
“Beberapa panel atap pecah karena ada orang yang terlempar dan terbentur panel atap plastik di lorong. Dan ada darah yang keluar dari kepala beberapa orang,” tutur Jokat.
Adapun, penyebab perubahan lintasan LATAM 800 yang secara tiba-tiba belum dapat dipastikan hingga berita ini ditulis.
Baca juga: Pesawat Japan Airlines Terbakar, 5 Penumpang Tewas
Sementara itu, Boeing menambahkan, pihaknya berupaya mengumpulkan informasi dan akan memberikan dukungan apapun ke maskapai tersebut.
Kepala FAA, Mike Whitaker menuturkan, dalam menyelidiki masalah tersebut pihaknya akan bekerja sama dengan pihak berwenang Australia atau pihak berwenang Selandia Baru.
“Kami pasti akan mengikutinya dengan cermat” tandas Mike. (hms/hma/rhd)