Malang, SERU.co.id – Usai Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang masa bakti 2023-2027 dilantik. KONI Kota Malang langsung memiliki target fokus pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII Jatim 2023 pada 26 Agustus hingga 3 September 2023. Selanjutnya Pra PON 2023 yang menjadi PR bersama KONI se-Jatim.
Ketua Umum KONI Kota Malang, Djoni Sudjatmoko menjelaskan, tugas pertama usai pelantikan, fokus pada Porprov VIII Jatim 2023. Pada gelaran yang dilaksanakan di Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, dan Jombang, pihaknya menargetkan posisi yang sama pada tahun lalu.
“Targetnya tetap di bawah Surabaya, setidaknya tetap runner up seperti tahun lalu,” seru Djoni, usai pelantikan di gedung DPRD Kota Malang, Kamis (15/6/2023).
Disebutkannya, sebagian besar pengurus ada reshuffle, namun dirinya optimis sinergisitas tim akan membawa semangat baru. Pematangan akan diintensifkan terkait peningkatan performa atlet.
“Sekitar 900 atlet akan mengikuti pemusatan latihan (puslatkot) cabor selama 50 hari. KONI telah tes SECA untuk mengetahui kondisi para atlet, dan akan kembali tes sekitar Agustus sebelum keberangkatan. Semuanya kami fokuskan pada prestasi, minimal target lima besar, sebisa mungkin runner-up seperti tahun kemarin di bawah Surabaya,” beber owner NK Cafe ini.
Diakuinya, KONI Kota Malang masih memiliki banyak PR, salah satunya sarpras sport center. Dimana rencananya akan memilih GOR Ken Arok dan Stadion Gajayana sebagai sport center, sekaligus bakal venue tuan rumah Porprov Jatim pada 2025 mendatang.
“Usulan sarpras tersebut sekaligus rangkaian usulan Kota Malang sebagai tuan rumah Porprov Jatim IX 2025. Sehingga nantinya akan banyak pembenahan infrastruktur dan sarana prasarana pada ajang bergengsi tersebut,” tandas Djoni.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, dirinya sangat mendukung upaya KONI Kota Malang yang fokus mengusung sport tourism. Dimana Kota Malang memiliki segudang atlet berprestasi dan wahana wisata, sehingga sport tourism sangat selaras dengan potensi yang dimiliki.
“Sumber yang tak pernah habis itu pariwisata, salah satunya pariwisata olahraga. Dimana dalam kepengurusan KONI kali ini ada fokus sport tourism tersebut. Tinggal bagaimana mengembangkan potensi yang sudah ada di Kota Malang menjadi pundi-pundi prestasi,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji.
Disebutkannya, memajukan olahraga menjadi tanggung jawab masyarakat dan Pemda, dalam hal ini Wali Kota Malang dan DPRD Kota Malang. Dimana pembiayaan olahraga ditanggung oleh pemerintah mulai pusat hingga daerah.
“Ketika kolaborasi hexahelix dikuatkan, maka apapun bisa tercapai. Termasuk upaya sport tourism tersebut dengan target prestasi tentunya,” tandas pria penyuka olahraga badminton dan gowes ini.
Senada, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menyampaikan, dirinya meyakini prestasi tertinggi itu butuh proses panjang. Meski di kepengurusan yang baru juga butuh penyesuaian, setidaknya mempertahankan prestasi lebih menjadikan keniscayaan.
“Ketika Porprov sebelumnya runner-up, harapannya ke depan mampu mempertahankan atau lebih baik lagi. Semoga ini menjadi support bagi semuanya demi prestasi yang lebih baik di masa mendatang,” tegas politisi PDI-P ini.
Sebagai informasi, saat ini cabor yang dimiliki KONI Kota Malang sebanyak 55 cabor, usai masuknya 2 cabor baru, yakni Hapkido dan Barongsai. Secara keseluruhan terbagi 22 cabor permainan, 15 cabor beladiri, 14 cabor terukur dan 4 cabor fungsional. (rhd)