Malang, SERU.co.id – Sebagai kado Dies Natalis ke-XVI, Universitas Ma Chung (UMC) membuka program studi D3 Optometri pada tahun akademik 2023/2024. Buah perjuangan hampir 4 tahun, hingga akhirnya UMC memperoleh Surat Keputusan (SK) pendirian Program Studi (Prodi) D3 Optometri, menjelang lebaran 1444H lalu.
Ketua Satgas Pembentukan Prodi Optometri, Dr Ir Stefanus Yufra M Taneo menyampaikan, alasan pendirian Prodi Optometri. Lantaran Universitas Ma Chung melihat adanya kebutuhan yang semakin mendesak terkait kesehatan mata.

“Berdasarkan data yang ada, di Indonesia semakin banyak anak yang mengalami gangguan mata sejak kecil. Karena itu, Universitas Ma Chung ingin berkontribusi dalam penanganan masalah tersebut,” seru Yufra, sapaan Wakil Rektor III UMC ini.
Sebagaimana peraturan Kementerian Kesehatan, optik yang memiliki tenaga optician diperbolehkan menerima kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Dimana kebutuhan Refraksionis Optisien (RO) meningkat, karena Optik diwajibkan untuk memiliki RO minimal setingkat D3. Sementara perguruan tinggi penyedia pendidikan RO tidak banyak di Indonesia.
“Peran optician itu ke depan sama dengan apoteker di apotek. Kontribusi kami, ingin menyiapkan tenaga-tenaga optician di Malang Raya dan Indonesia,” imbuh Rektor Terpilih 2023-2027 yang akan dilantik menggantikan Rektor UMC, Prof Dr Murpin Josua Sembiring, SE MSi.
Prodi optometri ini, lanjut Yufra, bukan hanya menyediakan kacamata, tapi juga sampai pada informasi kesehatan. Bagaimana menjaga dan merawat mata.
“Jadi optometri ini tidak sekedar membuat kerangka kacamata, lensa. Tapi sampai pada pemeriksaan kesehatan mata dan pemeliharaan mata,” terangnya.
Terkait perjalanan pendirian prodi optometri hingga mendapatkan SK, cukup diakuinya membutuhkan energi dan pikiran panjang hampir 4 tahun. Paling sulit, akunya, mencari dosen, lantaran syarat minimal harus memiliki 5 orang dan harus S2 dalam bidang ilmu tersebut.
“Tapi akhirnya berhasil dan SK-nya baru terbit sebelum lebaran. Dibantu oleh salah satu pendiri Ma Chung yaitu Linggarjanto Budi Oetomo, Owner Optik Internasional. Sehingga prodi optometri ini akan menjadi yang pertama di Malang dan yang ke-13 di Indonesia,” sebutnya.
Senada, Rektor Universitas Ma Chung, Prof Dr Murpin Josua Sembiring SE MSi mengatakan, optometri merupakan profesi perawatan kesehatan. Dengan melibatkan pemeriksaan mata dan sistem visual yang berlaku untuk cacat atau kelainan. Serta diagnosis medis dan manajemen penyakit mata lainnya.
“Optometri juga menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mendidik masyarakat tentang kesehatan mata. Dan memberikan solusi atas berbagai keluhan terkait masalah penglihatan. Khususnya karena kelainan refraksi mata yang memerlukan koreksi,” terangnya.
Menurutnya, lulusan optometri memiliki wewenang memeriksa ketajaman penglihatan seseorang secara teratur, memeriksa masalah kesehatan mata atau gangguan pengelihatan. Seperti kondisi mata rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme, serta memperbaiki dan merehabilitasi kelainan refraksi dengan meresepkan kaca mata dan lensa kontak.
“Ma Chung ingin melindungi mata masyarakat Indonesia dari kerusakan yang lebih fatal. Dari maraknya optik yang memperkerjakan tukang kacamata, bukan ahli kacamata,” tegasnya.
Pasalnya, dalam Permenkes 2015 disebutkan, optik seluruh Indonesia wajib merekrut ahli kacamata minimal lulusan D3 ahli kacamata atau Optometri.
“Betapa banyak masyarakat kita menghabiskan dananya hanya untuk ganti kacamata. Lantaran tiap kali periksa, minus matanya bertambah, sehingga dianjurkan oleh tukang kacamata beli baru kacamata,” tandasnya.
Sebagai informasi, calon mahasiswa baru diutamakan dari SMA/MA jurusan IPA. Serta dari SMK dengan jurusan yang mempelajari Fisika, Kimia, Biologi. Apabila SMA menerapkan Kurikulum Merdeka, mata pelajaran yang yang dibutuhkan yakni Fisika, Kimia, Biologi. Selanjutnya bisa melakukan pendaftaran di http://pmb.machung.ac.id
(rhd)