Malang, SERU.co.id – IKIP Budi Utomo (IBU) Malang mendapatkan kuota 600 mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ketiga dari Kemendikbudristek pada tahun akademik 2023/2024. Sehingga menjadikan IKIP Budi Utomo Malang menempati rangking pertama nasional di tingkat PTS. Sekaligus rangking kedua di tingkat perguruan tinggi baik PTN dan PTS.
Rektor IKIP Budi Utomo, Assoc Prof Dr Nurcholis Sunuyeko MSi mengatakan, animo mahasiswa peminat program PMM di IBU Malang cukup tinggi. Hasil evaluasi Kemendikbudristek, pelaksanaan PMM di IKIP Budi Utomo Malang sangat memuaskan. Sehingga Kemendikbudristek menambah kuota menjadi 600 mahasiswa, naik lebih dari 235 persen dari kuota tahun sebelumnya 255 mahasiswa.
“Peminatnya sangat tinggi, baru dibuka dua minggu, pendaftarnya telah mencapai 452 mahasiswa. Kami optimis dalam tiga pekan tercapai 600 mahasiswa yang lolos seleksi secara nasional dari kementerian,” seru Nurcholis, didampingi Kepala Pusat Pengelolaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (P2MBKM), Dr Riyanto MPd.
Disebutkannya, proses seleksi dilakukan secara nasional oleh Kemendikbudristek. Selanjutnya 600 peserta yang lolos akan mengikuti program PMM di IKIP Budi Utomo selama satu semester. Yakni pada semester ganjil tahun akademik 2023/2024 mendatang.
“Seleksinya langsung ditangani Kemendikbudristek. Kuotanya 600 mahasiswa yang lolos dari 87 perguruan tinggi se-Indonesia, terutama luar pulau Jawa. Tahun sebelumnya pada PMM kedua, 255 mahasiswa dari 52 perguruan tinggi se-Indonesia. Terus meningkat setiap tahunnya,” imbuh Sam Rektor, sapaan akrabnya.
Sebagai informasi, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan program mobilitas mahasiswa selama satu semester pada semester ganjil. Agar mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia, sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Berbagai layanan fasilitas telah dipersiapkan kampus IBU. Di antaranya menyediakan asrama di sekitar kampus C, jalan Citandui, yang menampung 100 mahasiswa. Pengadaan asrama bekerjasama dengan warga sekitar yang memiliki kos-kosan, agar dapat menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar.
