Malang, SERU.co.id – Gelaran festival dan kontes bagi skateboarder di Malang mempunyai banyak harapan. Salah satunya atlet nasional yang bermimpi Malang Raya mampu melahirkan lebih banyak atlet mumpuni.
Pemuda peraih medali perunggu Asian Games 2018, Pevi Permana mengungkapkan, industri skateboard besar mulai semakin maju dan tumbuh pesat di Malang. Karena ada fasilitas skatepark yang benar-benar standar international.
“Kalau saya prediksi sih otomatis bakal tumbuh generasi-generasi baru yang lebih berpotensi daripada kita. Bisa membawa nama baik Indonesia juga,” seru Pevi Permana, ditemui selepas unjuk kebolehan di Apocalypse Fest 1.0.
Pria asal Kota Bandung yang masuk dalam 40 Skateboarder terbaik, dalam kejuaraan dunia Skateboard di Amerika tahun 2009 ‘Dew Tour’, berharap bukan hanya di Malang saja. Tetapi di South East Asia juga booming banget, karena hanggar yang dibuat benar-benar berkelas.
“Ini benar-benar karya yang sangat bagus banget. Salah satu skatepark di Indonesia dan termewah lah. Gak becanda bikinnya,” ungkap Pevi, mengapresiasi Apocalypse.

Tidak sampai disitu, dikatakannya kemungkinan ketika ada program-orogram kompetisi bisa diusulkan ke penyelenggara lain. Termasuk ke Kementerian Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Apocalypse untuk menjadikan venue pelatnas atau tryoutnya.
Hal tersebut beralasan, karena fasilitas di Apocalypse lengkap. Mulai dari gym center, guest home, mushola, kantin, dan dekat dengan perumahan elit.
“Jadi menurut saya cocok banget dengan pelatnas di sini ya. Jadi bakal lebih bisa berkreasi lagi sih. Saya bakal mengkomunikasikan, saya akan sampaikan,” pungkasnya.
Owner Apocalypse Malang Skate Park, Heru Tri Cahyono menjelaskan, ada permintaan dari perkumpulan sepatu roda Kabupaten Malang untuk memberikan space kepada atlet untuk bisa berlatih di tempatnya secara free. Pihaknya tidak menyebutkan kabupaten atau kota, melainkan bisa Malang Raya untuk memberikan dispensasi.
“Kami dengan NAH Project akan support penuh terhadap atlet-atlet skateboard maupun atlet yang lain. Apa yang bisa kita bantu, pasti akan kita bantu,” ungkap Heru Tri Cahyono.
Lebih lanjut, pihaknya juga bersama NAH Project mempunyai rencana setiap tahun akan memberikan tiga beasiswa. Tetapi harus memenuhi kriterianya, pertama harus berprestasi di olahraga dan kedua berprestasi di pendidikan.
Arti berprestasi disebutkannya, mencari yang benar-benar memiliki grafik stabil dari capaian anak tersebut. Semisal anak kelas lima, mempunyai track record bagus dari kelas dua sampai lima.
“Itu nanti akan kita godok kembali. Yang pasti kita sudah komitmen untuk membantu meningkatkan aktivitas dari teman-teman komunitas semua,” pungkasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha