Depok, SERU.co.id – Penyanyi dangdut senior Yunita Ababiel meninggal dunia, Minggu (13/7/2025) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB. Pelantun lagu legendaris Trauma itu mengembuskan napas terakhir di kediamannya, Depok, Jawa Barat pada usia 60 tahun. Sebelumnya, Yunita sempat menghadapi masalah kesehatan dan menjalani operasi.
Informasi wafatnya Yunita disampaikan langsung oleh pihak keluarga melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.
“Telah berpulang ibu kami tercinta Hj. Yuyun Sri Wahyuni. Semoga Allah menerima amal ibadahnya, diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” seru pihak keluarga dalam unggahan instagram @yunitaababiel.
Hingga saat ini, keluarga belum menjelaskan secara rinci penyebab meninggalnya sang penyanyi. Namun sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa Yunita tengah menghadapi masalah kesehatan dan hendak menjalani operasi.
“Bismillah ya Ma @yunitaababiel. Semoga lancar operasinya hari ini. Mohon doanya ya Sobat Keceh. Biar diberi kelancaran dan Mama kembali sehat dan pulih biar bisa menghibur dengan karya-karya indahmu,” tulis akun @ijoyhatta.
Yunita Ababiel, memiliki nama lahir Yuyun Nabiela, lahir di Bandung pada 17 Januari 1965. Ia memulai karier di dunia tarik suara sejak akhir 1970-an dan dikenal dengan sejumlah nama panggung seperti Yuyun Nabiela, Yunita Irani, hingga Jujun N.
Namun, transformasi besar terjadi ketika ia memutuskan beralih ke musik dangdut di penghujung 1990-an. Dengan nama baru, Yunita Ababiel, ia menandai babak baru kariernya. Lagu Pertengkaran (1997) menjadi pembuka jalan dan melambung lewat lagu Trauma (1999) yang sukses besar.
Tak berhenti di situ, Yunita memperkuat posisinya sebagai diva dangdut lewat lagu Terguncang (2002). Ia juga dikenal dengan tembang Setia Sampai Kiamat yang mempertegas karakter vokalnya yang kuat dan emosional.
baca juga: Sebar Rekaman VCS Sang Pacar, Pelantun Lagu Ganjar Diringkus Polres Pamekasan
Yunita Ababiel dikenal tak hanya sebagai penyanyi berbakat, tetapi juga sebagai sosok yang penuh totalitas dalam berkarya. Musiknya banyak mengangkat tema cinta, luka, dan ketegaran hidup, yang begitu relevan bagi pendengarnya lintas generasi.
Selamat jalan, Yunita Ababiel. Suara dan karyamu akan terus hidup dalam kenangan para pecinta musik Indonesia. (aan/mzm)