Bogor, SERU.co.id – Bencana tanah longsor terjadi di kawasan vila, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jumlah korban jiwa kini tercatat tiga orang meninggal, satu orang mengalami luka ringan, dan satu orang masih dalam pencarian. Menteri Lingkungan Hidup (LH) menyayangkan keberadaan bangunan vila di daerah rawan longsor dan menegaskan akan menempuh jalur hukum.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, meninjau langsung lokasi bencana. Ia menyayangkan keberadaan bangunan vila di daerah rawan longsor tersebut. Ia menyebut, pembangunan vila di lokasi itu seharusnya tidak diperbolehkan karena sangat membahayakan.
“Seharusnya ini tidak diperbolehkan kita bangun seperti ini. Lokasi ini rawan dan tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal atau usaha,” seru Hanif, dikutip dari Kompas, Senin (7/7/2025).
Hanif menyatakan, pihaknya akan segera mengambil langkah hukum karena peristiwa ini telah menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan Pasal 98 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dimana pelaku dapat dijatuhi hukuman 3-10 tahun penjara dan denda Rp3-10 miliar.
“Kami akan segera lakukan penanganan hukum lingkungan. Karena sudah ada korban jiwa, kami akan kenakan pasal pidana lingkungan hidup,” tegasnya.
Ia menambahkan, tindakan hukum akan ditujukan kepada pemilik vila. Jika dalam penyelidikan ditemukan keterlibatan korporasi, maka jeratan hukum bisa diperluas ke ranah pidana korporasi. Untuk saat ini, bangunan vila akan diamankan dan disegel. Bila terbukti melanggar hukum pidana, bangunan tersebut akan dijadikan barang bukti dalam persidangan.
“Proses hukumnya memang agak lama. Jadi bangunan kemungkinan besar tidak dibongkar dulu karena akan digunakan sebagai barang bukti,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat, hujan ekstrem pada Sabtu (5/7/2025) menyebabkan bencana di 48 titik yang tersebar di 35 desa/kelurahan dalam 18 kecamatan. Tanah longsor menjadi bencana paling dominan, terjadi di 32 lokasi, disusul banjir di 9 lokasi, angin kencang di 3 lokasi. Kemudian pergerakan tanah di 2 lokasi dan 1 pencarian orang hilang.
Jumlah korban jiwa kini tercatat tiga orang meninggal, satu orang mengalami luka ringan, dan satu orang masih dalam pencarian. Selain itu, 108 kepala keluarga (449 jiwa) terdampak, dengan 5 KK (24 jiwa) harus mengungsi sementara.
Selain itu, bencana juga menyebabkan kerusakan infrastruktur. Termasuk 7 rumah rusak ringan, 13 rumah rusak sedang, 4 rumah rusak berat dan 1 jembatan penghubung antar RW rusak akibat banjir.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto menegaskan, keselamatan dan kebutuhan warga adalah prioritas utama. Semua perangkat daerah telah diminta siaga penuh.
“Evakuasi, distribusi logistik, hingga proses pemulihan pasca-bencana harus berjalan secara terpadu dan cepat,” pungkasnya. (aan/mzm)