Batch-2 Summer Course FTP UB Diikuti 123 Mahasiswa dari Enam Negara

Batch-2 Summer Course FTP UB Diikuti 123 Mahasiswa dari Enam Negara

Malang, SERU.co.id – Sukses batch-1, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) kembali menggelar Summer Course batch-2, mulai 26 Agustus hingga 31 Oktober 2024. Diikuti 123 mahasiswa dari 6 negara, di antaranya Indonesia, Pakistan, Jepang, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Dekan FTP UB, Prof. Yusuf Hendrawan STP. MApp LifeSc mengatakan, summer course kali ini merupakan batch ke-2, setelah semester lalu atau batch 1 dilaksanakan. Kali ini mengusung tema “Teknologi Pertanian yang Tangguh dan Berkelanjutan: Teori dan Praktek”. Rencananya akan digelar rutin setiap tahun per semester, mengingat peminatnya cukup tinggi dan mengalami peningkatan.

Bacaan Lainnya

“Batch pertama didominasi Thailand. Tahun ini didominasi mahasiswa internasional dari Malaysia, Thailand atau Filipina, kemudian Jepang. Tidak menutup kemungkinan berikutnya negara lain akan tertarik dengan program Summer Course,” seru Prof. Yusuf Hendrawan, Jumat (6/9/2024).

Batch-2 Summer Course FTP UB Diikuti 123 Mahasiswa dari Enam Negara
Jajaran Dekanat FTP UB bersama peserta dari Malaysia. (foto: rhd)

Disebutkannya, para peserta merupakan mahasiswa bachelor degree atau S1 dengan bidang berkaitan dengan teknologi pangan. Dimana sekitar satu bulan, para mahasiswa mengikuti serangkaian kegiatan yang digelar secara hybrid.

“Animonya cukup tinggi, karena Summer Course ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan baru di bidang teknologi pertanian berkelanjutan. Karena tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi platform bagi mahasiswa memperluas jejaring internasional dan mengasah soft skill,” jelas Prof Yusuf.

Dalam Summer Course tersebut, para mahasiswa mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang teknologi mutakhir yang digunakan dalam dunia pertanian. Seperti belajar mengenai pemetaan emosional melalui Convolutional Neural Network (CNN) untuk memahami efek relaksasi dari teh daun kopi. Kemudian dibekali pelatihan keterampilan komunikasi yang akan berguna di dunia kerja global.

“Peserta summer course mengikuti beragam kegiatan yang bertujuan untuk menambah jejaring dan pengetahuan akademis. Ada beragam topik yang menjadi bahan pembelajaran, mulai dari teknologi pertanian berkelanjutan hingga kunjungan industri,” terangnya.

Batch-2 Summer Course FTP UB Diikuti 123 Mahasiswa dari Enam Negara
Chisato Koga (ketiga kanan) bersama mahasiswa Summer Course meninjau UMKM Tempe di Sanan, Malang. (foto: ist)

Tak sekadar teori, peserta juga mengikuti pelatihan diversifikasi produk pangan di Food Production and Training Center (FPTC) FTP UB dan UMKM Tempe di Malang. Dan berkesempatan mengunjungi dua perusahaan besar, yaitu PT Amerta Indah Otsuka dan PT Heinz ABC Indonesia, terkait penerapan teknologi pertanian dalam skala industri.

Para peserta diajak menikmati wisata alam di Gunung Bromo. Selain rekreasi, juga memperkenalkan ekosistem unik Indonesia serta pentingnya pelestarian lingkungan dalam sistem pertanian Sekaligus momentum para mahasiswa dari Indonesia dan dari luar negeri mempererat hubungan pertemanan mereka.

“Harapan kami, para mahasiswa asing dapat menceritakan program ini, sehingga menjadi daya tarik mahasiswa luar negeri untuk mengikuti program Summer Course ini,” tandasnya.

Baca juga: Universitas Brawijaya Gandeng PT Pabrik Gula Rajawali II Wujudkan Corporate Laboratory

Program Summer Course ini cukup menarik dan menjadi pengalaman tersendiri bagi mahasiswa asing. Seperti Chisato Koga (Miyazaki University Jepang), Sugunah A/P Sandran (Universiti Kebangsaan Malaysia), dan Cyrus Kate S. Rumbawa (University of the Philippines – Los Baños)

Mahasiswi dari Miyasaki University, Chisato Koga mengatakan, summer course yang digelar oleh FTP UB sangatlah menarik, dengan banyak pengalaman dan jejaring yang dibangun. Dirinya mengaku, awalnya sempat merasa bingung, karena bertemu dengan rekan mahasiswa dari berbagai negara dengan latar belakang budaya dan bahasa berbeda. Namun, lambat laun Chisato dapat beradaptasi dan mengikuti alur program tersebut.

*Awalnya saya kesulitan memahami orang di sekitar saya, karena aksen bahasa Inggrisnya berbeda-beda. Namun kami bisa berinteraksi menggunakan ponsel dan bahasa tubuh, sehingga mulai paham apa yang disampaikan,” ungkap Chisato, sapaan akrabnya.

Menurutnya, para peserta sebagian besar mengalami hal yang sama dirasakannya. Dirinya merasa semuanya orang baik, terutama peserta dari Indonesia, meski dari universitas yang berbeda. Bahkan, dirinya tak menyangka banyak mahasiswa yang tertarik dengan budaya dan adat istiadat Jepang.

“Saya rasa teman-teman saya di Jepang akan suka untuk mengikuti program Summer Course ini. Sebab ada banyak pengalaman yang tak didapatkan di Jepang, bisa mengenal banyak orang dengan beragam tipikal dari berbagai negara,” tandasnya, diamini rekan-rekan mahasiswa asing lainnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait