• Sinergi OASE dan RSU UMM
Malang, SERU.co.id – Kanker serviks dan payudara merupakan penyebab tertinggi kanker yang diderita oleh wanita di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes per tanggal 31 Januari 2019, angka kejadian kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan angka kematian sebanyak 17 per 100.000 penduduk. Sementara angka kejadian kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan angka kematian sebanyak 13,9 per 100.000 penduduk.
Tingginya angka kejadian tersebut, memantik Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju Bidang 2, sebuah organisasi dari istri-istri para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang peduli dengan peningkatan kualitas kesehatan wanita, menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis), melalui Seminar bertemakan ”Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara”, di RSU UMM, Jumat (28/2/2020).
“Terimakasih Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) yang telah menyediakan tempat IVA test melalui program OASE. Sebab dengan IVA test, dari rahim ibu-ibu inilah generasi Indonesia dapat terselamatkan, dengan melahirkan anak-anak sehat, bebas stunting, dan juga membuat angka kematian Ibu dan bayi menjadi rendah. Sehingga muncul kekuatan yang menjadikan bangsa ini bisa tegak,” ungkap Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Letjen TNI AD (Purn) Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) RI, di depan sekitar 315 peserta IVA test dari Malang Raya.
Kemenkes menghimbau para wanita, khususnya ibu-ibu, untuk melakukan pemeriksaan IVA test guna mendeteksi dini kanker serviks. “Iva test sangat penting karena semakin cepat ketahuan stadiumnya, semakin awal semakin mudah mengobatinya,” imbuh perumus ‘Terawan Theory’, yakni sebuah teori yang terkait dengan metode ‘cuci otak’ pada penderita stroke, dan sempat dikecam MKEK IDI.
Menurutnya, keberanian Ibu-ibu yang telah berkenan dan sukarela memeriksakan diri untuk mengikuti Iva tes sangat luar biasa. “Ayo kita gerakkan IVA test ini menjadi gerakan nasional. Di era yang semakin modern ini, ilmu yang canggih terkait kanker serviks ke depan harus dikembangkan. Dimana pada kanker serviks harus dimulai dengan intervensional terapi. Harapannya, hal ini bisa dilakukan oleh berbagai rumah sakit, termasuk RSU UMM,” ajak dr Terawan.
Semua rumah sakit, tegasnya, harus berjuang memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat. Bagi yang tidak memberikan pelayanan dengan baik, mantan Kepala RSPAD ini menghimbau masyarakat meninggalkan RS tersebut biar kosong tidak ada pasiennya. “Saya percaya ini bisa berjalan dengan baik. Untuk itu mohon dukungan semua pihak, termasuk Oase, dengan mengedukasi ibu-ibu agar mau memeriksakan diri. Kementerian kesehatan akan mendukung seratus persen,” serunya.
Senada, Direktur RSU UMM, Prof Dr dr Djoni Djunaedi, SpPD-KPTI, mengapresiasi kesediaan 315 orang yang mengikuti pemeriksaan Iva tes. “Pemeriksaan Iva test dilakukan menggunakan asem asetat untuk mengetahui apakah di rahimnya ada sel kankernya atau tidak. Jika diduga ada sel kankernya, maka didapatkan warna keputihan di permukaan dari rahim. Setelah itu baru ada pemeriksaan lanjutan dan pengobatan,” jelasnya.
Salah satu unsur pengurus dari OASE, yakni istri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Suryan Widati Muhadjir Effendi. Beranggotakan Ester Dahlia Terawan, Lilik Abdul Halim Iskandar, Kartika Nurani Basuki, Koesni Harningsih Moeldoko, dan Siti Faridah Pratikno. “Untuk para penderita kanker serviks dan kanker payudara, selain menderita kerugian ekonomi, juga kerugian bagi keluarga. Karena ibu adalah sentral dari keluarga,” tegas Suryan Widati Muhadjir Effendi, di sela kegiatan.
Seminar dan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan payudara sendiri dibawakan oleh dokter spesialis kandungan di RSU UMM dr. Halida Nelasari, Sp.OG. Halida, yang mengajak para peserta di Aula Lantai 5 RSU UMM untuk mengenali faktor-faktor penyebab, gejala pengidap kanker serviks dan payudara, hingga memaparkan pencegahannya. (rhd)