RSUD Padangan Jadi Rujukan Kemenkes dalam Tata Laksana Kegawatdaruratan Kasus Gigitan Ular

rsud padangan menggelar hospital without wall tata laksana kegawatdaruratan kasus gigitan ular snake bite dalam rangka hjb ke 345 1
rsud padangan menggelar hospital without wall tata laksana kegawatdaruratan kasus gigitan ular snake bite dalam rangka hjb ke 345 1

Bojonegoro, SERU.co.id – Masih dalam momentum peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-345, RSUD Padangan menggelar Hospital Without Wall “Tata Laksana Kegawatdaruratan Kasus Gigitan Ular (Snake Bite)”, Kamis (27/10). Kegiatan di Hall A RSUD Padangan itu menghadirkan narasumber Dr dr Tri Maharani M.Si, Sp. EM dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.

Tujuan diselenggarakan Hospital Without Wall “Tata Laksana Kegawatdaruratan Kasus Gigitan Ular (Snake Bite)” untuk mengetahui pertolongan pertama terhadap gigitan ular (snake bite) dan untuk membangun Forum Kegawatdaruratan antara RSUD Padangan dengan Fasilitas Layanan Kesehatan di wilayah Barat Bojonegoro dan Kabupaten Blora.

Bacaan Lainnya

 “RSUD Padangan masuk dalam rujukan salah satu dari 57 rumah sakit se-ndonesia yang ditunjuk langsung Kementerian Kesehatan RI dalam kasus penanganan Tata Laksana Kegawatdaruratan Kasus Gigitan Ular,” kata Direktur RSUD Padangan Muhammad Agust Fariono.

Kegiatan ini dengan peserta seminar dari pejabat struktural RSUD Padangan, Komite RSUD Padangan, 12 kepala Puskesmas se-Bojonegoro dan 9 kepala Puskesmas wilayah Blora beserta timnya, Damkar bidang penanganan kasus kedaruratan penanganan ular, dokter praktek mandiri, dan PSC 119 Dinas Kesehatan Bojonegoro.

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah yang hadir secara virtual menyampaikan bahwa dalam penanganan yang terpenting adalah tata cara penanganan dalam kegawatdaruratan dengan segala risiko yang dihadapi. Untuk itu agar dapat memberikan pemahaman pencegahan dini agar tidak menghambat penanganan, serta pelayanan kesehatan dengan kesigapan dalam mempercepat penanganan.

“Dengan adanya seminar Hospital Without Wall, kami berharap tenaga kesehatan atau medis dan tim penanganan kedaruratan dapat meningkatkan keilmuan dan pengetahuannya terhadap pasien yang terkena gigitan ular,” ungkap Bupati Anna. (*/ono)

disclaimer

Pos terkait