“Bagaimana caranya dia (UMKM, red) juga memiliki standardisasi sebagaimana produk-produk yang dilakukan ekonomi menengah ke atas. Maka UMKM juga harus dapat itu, standar nasional, sehingga UMKM Malang dapat ikut pameran di luar negeri,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian, Triningsih Herlinawati menyampaikan, salah satu cara paling baik bertahan dari produk luar negeri, dengan meningkatkan kualitas produk UMKM. Jikalau kualitasnya baik, masyarakat lokal dan luar negeri akan membeli produk dari UMKM.
“Peningkatan kualitas yang baik itu salah satunya dengan menerapkan standar nasional. Karena konsumen dari luar negeri biasanya akan menanyakan keamanan produk seperti apa, termasuk kualitasnya. Dikatakan aman pasti ada parameter atau tolok ukurnya, sehingga standardisasi sangat dibutuhkan,” sebutnya.

Menurut Triningsih, tantangan BSN saat ini, bagaimana pelaku UMKM ini menyadari pentingnya standardisasi. Karena sampai sekarang konotasi standar itu sepertinya menakutkan dan sulit. Bahkan persentase produk UMKM yang sudah sesuai standar BSN masih sedikit sekali.
“Gambaran seperti ini yang perlu BSN kerja keras, kita genjot untuk mengubahnya. Namanya standar itu bukan lagi hal susah, bukan hal menakutkan bagi pelaku usaha. Sehingga kita dalam penyampaiannya harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pelaku UMKM,” tandasnya. (rhd)
Baca juga:
- Dandim 0833 Dukung ‘Ngalam Rijik’ Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025
- Dispangtan Periksa 102 Lapak Hewan Kurban, Temukan Sapi Lumpuh dan Tanduk Patah
- Patrick Kluivert Optimis Indonesia Taklukkan China dan Erick Thohir Harap Hoki Kehadiran Prabowo
- Indosat dan GoTo Kolaborasi Luncurkan Sahabat-AI Berkekuatan 70 Miliar Parameter
- Desa Tulungrejo Terpilih sebagai Pemenang Responsible Tourism Awards se-Asia Tenggara