Purworejo, SERU.co.id – Kedatangan ratusan polisi ke Desa Wadas, Jawa Tengah menjadi sorotan tajam masyarakat. Pihak kepolisian mengatakan, kedatangan ratusan personelnya itu untuk mengamankan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan pengukuran lahan yang akan dijadikan tambang batu andesit.
Meski ratusan personel datang dilengkapi dengan pelindung seperti tameng, Karo penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menegaskan, tidak ada kekerasan yang dilakukan anggotanya. Ia bahkan mengklaim kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar.
“Selama pelaksanaan pengukuran tahap satu tidak ada terjadi kekerasan anggota Polri kepada masyarakat dan kegiatan berjalan lancar,” seru Ramadhan, Rabu (9/2/2022).
Ramadhan mengungkapkan, setelah melakukan tahapan-tahapan pengamanan, petugas membuka negosiasi kepada masyarakat yang kontra. Menurutnya, petugas melakukan pendampingan menuju objek pengukuran lahan yang telah ditentukan hingga prosesnya selesai.
“Setelah melakukan tahapan-tahapan pengamanan, kemudian tentu tahapan melakukan negosiasi kepada masyarakat yang kontra dan satgas pengamanan melakukan pendampingan menuju objek pengukuran yang sudah ditentukan bersama tim pengukur sampai dengan selesai,” jelasnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan, polisi mengedepankan aspek humanis dalam melakukan tugasnya. Terkait warga yang menolak, ia menuturkan pihaknya mempersilahkan warga untuk menyampaikan keberatannya ke Polres Purworejo.
“Meski berdasarkan data, mayoritas Warga setempat sangat welcome terhadap proyek pembangunan bendungan Bener. Namun semua aspirasi warga yang pro maupun kontra kita tampung dan salurkan,” pungkasnya. (hma/rhd)
Baca juga:
- Marsma Reza Sastranegara Ngopi Bareng Wartawan Sambil Bahas Sinergi Lanud Abd Saleh dan Media
- DPRD Jatim Dorong Kota Malang Jadi Pilot Project Pelayanan Publik Berbasis Digital
- Gunung Semeru Erupsi, BMKG Pantau Sebaran Abu Vulkanik ke Arah Barat
- Kisah Duka Dosen Asal Madura yang Gugur Menuju Tanah Suci
- KPK Panggil Dua Mantan Pejabat Kemnaker Terkait Kasus Dugaan Pemerasan TKA