Atraksi Rampak Barong di Pasar Parkiran Hibur Ribuan Warga Batu

Menarik : Puluhan Rampak Barong hibur masyarakat yang datang di Wahana Pasar Parkiran di Jalan Sultan Agung No 25 Kota Batu. (lih)

Kota Batu, SERU – Ribuan warga Kota Batu berbondong-bondong datangi Wahana Pasar Parkiran di Jalan Sultan Agung Nomor 25, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Sabtu (19/10/2019) malam. Mereka menyaksikan Pagelaran Seni Budaya dan Deklarasi Rampak Barong Kota Batu.

Bacaan Lainnya

Acara ini menjadi yang pertama dan paling besar di Kota Batu. Total ada 25 grup, ada 30-40 anggota setiap grup Rampak Barong. Total ada 17 grup dari Kota Batu, 8 grup dari Malang Raya, Jombang, Pandaan dan Mojokerto.

Acara yang digelar oleh Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batu, MPC Pemuda Pancasila Kota Batu dan Wahana Pasar Parkiran sebagai persembahan HUT Ke 18 Kota Batu. Awalnya, seluruh grup diarak dari Punden Mbah Sulastri, Leluhur Kelurahan Sisir di Kampung Meduran menuju lokasi Pasar Parkiran.

Aroma kemenyan, suara pecut, iring-iringan musik khas dan tari kolosal puluhan rampak membuat suasana menggelora. “Kami ingin mewadahi dan mendukung kesenian tradisional di Kota Batu agar semakin maju dan berkembang. Nanti ada deklarasi sebagai wujud persatuan pegiat Rampak Barong di Kota Batu dengan tampil bersama menunjukkan eksistensi,” seru Ketua Pelaksana, Heri Maskur.

Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Batu, Endro Wahyu Wijoyono, sekaligus Ketua Kadin Kota Batu berkeinginan bisa mewadahi pegiat seni untuk tampil bersama. “Selaku organisasi masyarakat (ormas), kita berupaya untuk mengakomodir keinginan dan harapan mereka agar bisa tampil sekaligus menghibur masyarakat. Apalagi sekarang masih suasana HUT Ke 18 Kota Batu. Intinya melestarikan tradisi,” ungkap Endro.

Wakil Ketua I MPC PP Kota Batu, Edi Sunaedi menambahkan, PP akan berkonsentrasi pada kemajuan seni. Budaya merupakan warisan leluhur yang harus kita uri-uri (lestarikan). “Harapan kami, event bisa digelar secara periodik sebagai wadah sosial. Kedepan bukan hanya Rampak Barong saja, kami siap dan terbuka serta mendukung sepenuh hati jika ada kesenian lain. Misalnya Reog, Jaran Kepang, Bantengan, dan lainnya,” tutup pria yang juga menjadi Direktur Perumdam Among Tirto ini. (lih/rhd)


disclaimer

Pos terkait