SMAN 8 Malang Upacara Kemerdekaan di Jalan Veteran, Berharap Pemerintah Selesaikan Persoalan Lahan

SMAN 8 Malang Upacara Kemerdekaan di Jalan Veteran, Berharap Pemerintah Selesaikan Persoalan Lahan
SMAN 8 Malang untuk kali pertama menggelar upacara kemerdekaan di Jalan Veteran. (Seri.co.id/bas)

Malang, SERU.co.id – SMAN 8 Malang menggelar upacara peringatan hari kemerdekaan di Jalan Veteran, menyusul penutupan lahan lapangan oleh pihak UM. Dalam momen kebangsaan ini, pihak sekolah mengharapkan kehadiran pemerintah dalam menyelesaikan persoalan lahan yang tak kunjung usai.

Kepala Sekolah SMAN 8 Malang, Nuraeni mengungkapkan, fasilitas berkurang menyusul ambil alih sebagian lahan milik UM. Sampai saat ini pihaknya juga masih menunggu kepastian dari pemerintah.

Bacaan Lainnya

“Terkait pinjam pakai lahan ini kan kebijakan pemerintah, sama halnya saat pendirian SMA PPSP saat itu. Demikian juga penggantian nama menjadi SMAN 8, izin penggunaan lahan, sampai akhirnya keluar kebijakan pinjam pakai lahan. Maka terkait solusinya, kami berharap pemerintah bisa segera bertindak,” seru Nuraeni, usai upacara, Minggu (17/8/2025).

Kepala Sekolah SMAN 8 Malang berharap, pemerintah segera menemukan solusi terbaik terkait persoalan lahan. (bas)
Kepala Sekolah SMAN 8 Malang berharap, pemerintah segera menemukan solusi terbaik terkait persoalan lahan. (bas)

Menurut Nuraeni, lapangan yang sebelumnya menjadi tempat pelaksanaan kegiatan besar kini sudah dibatasi aksesnya sejak akhir Mei 2025. Hal ini seiring dengan kebijakan UM sebagai pemilik lahan.

“Kami memahami keputusan tersebut sebagai bagian dari kebijakan UM. Namun, kami juga berharap ada solusi terbaik dari pemerintah agar anak-anak tetap memiliki ruang untuk mengekspresikan diri,” ungkapnya.

baca juga: SMPN 4 dan SMAN 8 Malang Terancam Relokasi, Komisi D DPRD: Perlu Kajian Ulang

Dalam upacara hari ini, SMAN 8 melibatkan 950 siswa dari kelas 10 hingga 12 serta 100 guru. Barisan pasukan pengibar bendera (Paskibra) diisi oleh siswa pilihan dan dilatih oleh alumni sekolah.

Menurut Nuraeni, terselenggaranya upacara kemerdekaan ini merupakan sinergi yang baik dari warga sekolah. Meski ruang gerak terbatas, upacara tetap berlangsung khidmat.

“Anak-anak Paskibra ini sudah berlatih keras. Mereka punya semangat nasionalisme tinggi dan tugas kami sebagai pendidik memberikan wadah yang layak bagi mereka untuk berekspresi,” tegasnya.

Selain Paskibra, berbagai kegiatan ekstrakurikuler juga terdampak. Dari 29 kegiatan Ekskul yang ada, seperti taekwondo, paduan suara, hingga pertanian ekoponik, banyak yang kini harus menyewa tempat latihan secara mandiri.

“Sementara untuk kegiatan dalam ruangan, masih bisa memanfaatkan lapangan indoor, meskipun kapasitasnya sangat terbatas. Mudah-mudahan dari sini ada evaluasi. Kita juga menyiapkan generasi penerus, yang tetap mengedepankan nasionalisme dan cinta tanah air,” terangnya.

Nuraeni juga menyampaikan bahwa permasalahan ini telah menjadi perhatian Dinas Pendidikan Jawa Timur, bahkan dibahas di tingkat kementerian. Ia berharap, ada kejelasan terkait status lahan dan solusi permanen yang berpihak pada masa depan pendidikan.

“Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, jangan sampai hak mereka untuk berkembang justru dibatasi oleh persoalan aset lahan. Apalagi selama ini, sekolah kami sudah menyumbangkan banyak prestasi dan mengantarkan anak-anak pada gerbang keberhasilan,” ujarnya.

baca juga: UM Tak Perpanjang Pinjam Lahan SMAN 8 dan SMPN 4, Rektor: Hasil Temuan BPK

Terkait opsi tukar guling lahan dengan Pemkot Malang, Nuraeni mengaku mendengar wacana tersebut, namun belum ada keputusan resmi. Sebagai kepala sekolah, ia menegaskan, fokus utamanya adalah menjaga kelangsungan proses belajar mengajar agar tidak terganggu.

“Prestasi anak-anak tetap membanggakan. Tahun ini ada lima siswa Paskibra yang bertugas di Kota Malang dan satu di tingkat provinsi. Itu bukti bahwa meskipun terbatas, semangat mereka tetap tinggi,” tandasnya. (bas/mzm)

disclaimer

Pos terkait