Rio de Janeiro, SERU.co.id – Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS dalam KTT 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, digelar pada 6-7 Juli. Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia memperkuat kerja sama negara-negara berkembang dan mendorong kemitraan ekonomi Global South. Namun, di tengah euforia diplomasi multilateral itu, Presiden AS Donald Trump mengirim surat resmi kepada Prabowo yang menetapkan tarif baru sebesar 32 persen untuk seluruh produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025.
Presiden Prabowo menegaskan, komitmen Indonesia dalam memperkuat multilateralisme dan kerja sama ekonomi negara-negara berkembang (Global South). Ia juga mengusulkan inisiatif strategis bertajuk ‘South-South Economic Compact’. Bertujuan mendorong BRICS menjadi motor penggerak integrasi ekonomi serta perluasan akses pasar dan rantai pasok bagi negara-negara Global South.
“Presiden menekankan pentingnya menghidupkan kembali multilateralisme di tengah dinamika dunia yang semakin multipolar,” seru Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari website resmi Presiden RI, Selasa (8/7/2025).
Presiden Prabowo juga menyuarakan dukungan kuat terhadap New Development Bank (NDB), lembaga keuangan BRICS. Prabowo menyatakan, kesiapan Indonesia untuk terlibat aktif dalam mendukung proyek-proyek pembangunan hijau dan berkelanjutan. Saat ini, NDB telah mengelola 120 proyek senilai USD 39 miliar, termasuk untuk energi bersih dan infrastruktur.
Di lain sisi, Presiden AS Donald Trump mengunggah surat dua lembar, ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo. Dalam surat tertanggal 7 Juli 2025 itu, Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor sebesar 32 persen terhadap seluruh produk asal Indonesia mulai 1 Agustus 2025.
Trump menyebut hubungan dagang AS-Indonesia selama ini jauh dari timbal balik. Trump menyatakan, defisit perdagangan dengan Indonesia menjadi ancaman ekonomi dan keamanan nasional AS. Ia juga memperingatkan, skema transshipment atau pengiriman barang melalui negara ketiga akan tetap dikenakan tarif lebih tinggi.
“Tidak akan ada tarif jika perusahaan Indonesia bersedia membangun pabrik dan produksi di wilayah Amerika Serikat,” tulis Trump, sembari menjanjikan percepatan izin investasi.
Trump pun memperingatkan, setiap balasan tarif dari Indonesia akan langsung dibalas dengan penambahan di atas tarif 32 persen.
Surat Trump ini menjadi sinyal keras dari Washington terhadap langkah Indonesia yang kini lebih condong mempererat hubungan ekonomi dengan kekuatan-kekuatan non-Barat melalui BRICS. Meskipun demikian, surat itu ditutup dengan nada diplomatis. Yakni Amerika Serikat tetap terbuka untuk kerja sama dagang yang seimbang.
Kehadiran Presiden Prabowo dalam BRICS sekaligus menandai pergeseran strategis dalam kebijakan luar negeri dan ekonomi Indonesia. Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya menegaskan, langkah ini merupakan inisiatif langsung Presiden Prabowo yang mengusung prinsip ‘seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak’.
“Keikutsertaan ini adalah tonggak sejarah baru. Indonesia makin didengar, makin diperhatikan, makin dipandang dan makin dibutuhkan di dunia global,” ujarnya. (aan/mzm)