Malang, SERU.co.id – Pemkot Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya mendorong penurunan angka ATS (Anak Tidak Sekolah). Meski demikian, ada sejumlah tantangan dan kesulitan yang dihadapi, termasuk mengatasi kasus ATS kelompok usia SMA.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, masalah ATS bukan sekadar angka dalam statistik. Namun tantangan nyata yang memerlukan solusi sistemik, kolaboratif dan berkelanjutan.
“Targetnya bisa mewujukan zero ATS, karena kita punya PR bersama, bukan hanya kami di pemerintahan. Dan memang yang perlu menjadi perhatian adalah upaya meningkatkan kesadaran masyarakat,” seru Wahyu, Rabu (11/6/2026).
Wahyu menjelaskan, angka ATS hampir merata di semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD sampai SMA. Akan tetapi, penanganan persoalan ATS pada jenjang SMA menjadi yang paling sulit.
“Jujur, yang kami sulit mengatasi itu pada jenjang SMA. Karena anak yang tidak sekolah pada kelompok usia SMA lantaran menikah, bekerja dan lain-lain,” ungkapnya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu memaparkan, terdapat tiga faktor penyebab putus sekolah. Di antaranya:
- kasus drop out dari sekolah,
- kasus anak yang memang tidak sekolah, dan
- kasus anak yang sudah lulus dari suatu jenjang, tapi tidak melanjutkan sekolah.
“Banyak pertimbangannya (yang mendasari anak tidak sekolah), ada faktor biaya dan pernikahan dini, lantaran masih ada paradigma tertentu. Persoalan ini merupakan tanggung jawab kita semua, tapi Alhamdulillah kemarin sudah tertangani 41 persen,” urainya.
Berdasarkan data Disdikbud Kota Malang, masih ada sekitar 3.250 ATS yang harus dituntaskan. Data tersebut telah mengalami penurunan sebesar 41 persen dari data tahun 2024 dengan jumlah 5.555 ATS.
“Tentu saya mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam upaya identifikasi, pendampingan dan reintegrasi anak-anak ATS ke dalam sistem pendidikan. Hasil-hasil yang didiseminasikan hari ini bukan hanya catatan administratif, melainkan cermin dari semangat kolaboratif serta gotong royong seluruh satuan pendidikan,” tegasnya.
Pemkot Malang terus mendorong seluruh satuan pendidikan untuk mengatasi STS. Wahyu menekankan, pada dasarnya pendidikan adalah hak setiap anak, sehingga tidak boleh ada anak yang tertinggal dari pendidikan.
“Jangan berhenti pada tahap pendataan dan diseminasi, tetapi melangkah lebih jauh. Menyusun rencana aksi yang konkret, menyinergikan program, serta membangun ekosistem pendidikan yang memulihkan dan memberdayakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana memaparkan, sejumlah upaya yang telah dilakukan terkait pendataan ATS. Disdikbud Kota Malang turut menggandeng pihak kecamatan, kelurahan hingga tim PKK.
“Kami juga mencari data di Dispenduk Capil, jadi kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Bahkan kami juga sudah bertemu dengan sejumlah anak yang putus sekolah,” tuturnya.
Meski demikian, ada tantangan yang sulit dihadapi, terutama jika yang bersangkutan telah bekerja dan merasa tidak membutuhkan ijazah. Faktor pernikahan dini juga menjadi salah satu persoalan yang masih sulit dihadapi sampai saat ini.
“Ada anak yang sudah kami temui, tapi memang tidak mau melanjutkan sekolah. Itu yang menjadi problem kami, tapi kami tetap berupaya untuk mewujudkan zero ATS,” bebernya.
Melalui pertemuan ini, Suwarjana berharap, dapat dicarikan solusi masalah yang dihadapi disamping melalukan sinkronisasi data. Terkait solusi sementara, Disdikbud Kota Malang akan menawarkan masuk ke Sekolah Rakyat dan sejumlah opsi lainnya.
“Sekolah Rakyat itu sekolah reguler, berarti yang usia reguler kami masukan ke sana, dengan catatan mereka mau dimasukkan. Tapi kalau mereka tidak mau, ada opsi sekolah reguler lainnya dan PKBM,” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah sekolah berkesempatan mendapatkan 12 piagam penghargaan dari Wali Kota Malang. Penghargaan diberikan atas prestasi capaian rapor pendidikan terbaik kategori SD Negeri, SD Swasta, SMP Negeri dan SMP Swasta di wilayah Kota Malang. Berikut rinciannya :
SD Negeri:
- SDN Polehan 5
- SDN Kota Lama 1
- SDN Mojolangu 5
SD Swasta:
- SD Insan Amanah
- SD Islam Sabilillah Malang
- SD PJ Global School
SMP Negeri:
- SMPN 1 Malang
- SMPN 4 Malang
- SMPN 5 Malang
SMP Swasta:
- SMP Insan Amanah
- SMP Katolik Frateran Celaket 21
- SMP Katolik Santa Maria 01
(bas/rhd)