Batu, SERU.co.id – Musim libur lebaran tahun 2025 ini, petani stroberi di wilayah Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu tidak dapat panen secara maksimal. Mereka berharap bantuan Green House agar hasil panen lebih maksimal.
Salah satu Petani Stroberi di Dusun Pandan, Inung Prayogi mengatakan, meskipun permintaan buah stroberi meningkat tajam, namun produksinya minim akibat musim penghujan. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tanaman buah stroberi tidak dapat berbuah maksimal. Hanya pada lahan yang terlindungi Green House saja, tanaman Stroberi bisa tumbuh tanpa gangguan.
“Untuk itu kami berharap, Petani Stroberi lebih diperhatikan lagi kedepannya. Salah satu yang kami butuhkan adalah Green House, ” serunya.
Untuk membangun sebuah Green House, diakui diperlukan modal yang tidak sedikit. Untuk itu ia berharap adanya bantuan pemerintah kepada Petani agar Stroberi di Kota Batu tetap ada dan tidak musnah. Dengan adanya Green house, produktivitas Stroberi juga tidak akan terlalu anjlok di saat musim hujan.
“Saya berharap Desa Pandanrejo Kota Batu akan seterusnya menjadi desa penghasil stoberi, ” ungkapnya.
Sementara itu, untuk mengakali permintaan Stroberi yang begitu tinggi, terpaksa Petani di Kota Batu mendatangkan strowbery dari wilayah Ciwedey, Kabupaten Bandung. Produktifitas Stroberi Kota Batu baru berangsur pulih bila sudah memasuki musim kemarau yang biasanya jatuh pada sekitar bulan Juli.
“Karakteristik buah stroberi itu, bisa tumbuh subur kalau udaranya sejuk, kelembabannya tinggi, tapi sinar mataharinya juga harus yang bagus. Kalau sering hujan takutnya berjamur, ” imbuhnya.
Inung menambahkan, saat ini petani Stroberi lebih banyak menanam stroberi jenis ‘mencir’. Varietas ini adalah hasil persilangan Stroberi jenis Festival dan California. Kelebihan dari varietas ini adalah buahnya besar, manis dan lebih tahan lama.
“Sebelumnya petani banyak menanam jenis California, tapi sekarang sudah enggak ada, pindah ke Mencir. Yang sebelumnya, California itu sering penyakiten (terkena penyakit) dan mati,” tutupnya. (dik/ono)